Saturday 20 August 2016

Kandungan Surah Asy-Syarh. [94]


Pesan Umum Surah Asy-Syarh.[94]

Menurut sebagian mufasir, Surah asy-Syarh.[94] turun untuk menghibur Nabi Muhammad saw. yang pada dikala itu ditinggal mati oleh istri dan pamannya. Dengan meninggalkan dua orang terdekatnya tersebut Rasulullah sangat berduka. Yang Mahakuasa mengobati kesedihan dia dengan menurunkan Surah asy-Syarh.[94] ini.

Surah asy-Syarh. [94] diawali dengan pertanyaan yang berarti penegasan bahwa, ”Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)? Dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu, yang memberatkan punggungmu.” Tiga ayat ini memperlihatkan klarifikasi bahwa dalam perjalanan dakwah, Rasulullah menghadapi aneka macam kesedihan dan kesulitan. Dengan petunjuk dan bimbingan dari Allah, hati Rasulullah kian lapang sehingga siap menghadapi kesedihan dan kesulitan tersebut. Beban berat yang dimaksud pada ayat ini, berdasarkan riwayat Abu Ubaidah ialah berupa tanggung jawab nubuwwat (kenabian).


 turun untuk menghibur Nabi Muhammad saw Kandungan Surah Asy-Syarh. [94]

Dalam memberikan dakwah, Rasulullah sering menghadapi tantangan dan kendala dari kaumnya. Mereka pada umumnya menolak usul Rasulullah dan menentukan tetap pada kemusyrikan. Meskipun ada yang menerima, mereka ialah dari golongan orang-orang lemah. Orang yang mula-mula masuk Islam (as-sabiqunal awwalun) sedikit sekali dari golongan yang besar lengan berkuasa atau mempunyai kekuasaan. (Hamka. 2006: halaman 196)

Beban berat yang ditanggung Rasulullah sepadan dengan penghargaan kepada beliau. Pada ayat selanjutnya ditegaskan bahwa Yang Mahakuasa telah meninggikan derajat Nabi Muhammad saw. Dijelaskan oleh para mufasir bahwa nama Muhammad selalu mengiringi pada penyebutan nama Allah, yaitu dalam kalimat syahadat. Kalimat syahadat ini yang paling sering diucapkan kaum mukmin di penjuru bumi, mulai dari ketika melantunkan azan dan iqamah, pembacaan doa-doa, sampai khotbah-khotbah keagamaan.

Pada dua ayat kelanjutannya berisi pernyataan bahwa sehabis kesulitan selalu diikuti kemudahan. Ini merupakan sunatullah. Tidak ada yang selalu menyulitkan, sebaliknya pula tidak ada yang selalu menyenangkan. Merupakan aturan alam jikalau kesulitan berakhir dengan kemudahan, kerja keras berakhir dengan hasil maksimal, kesabaran menanggung kesedihan akan berakhir dengan kegembiraan, ketekunan dalam berguru niscaya berakhir dengan kepandaian ilmu, dan seterusnya.

Dengan penegasan ayat di atas, mestinya kita tidak perlu gentar dalam menghadapi kesukaran. Jika kita mau memakai kemampuan diri secara maksimal, kesukaran apa pun akan ditemukan jalan keluarnya.

Pesan pokok pada kelanjutan ayatnya, jikalau kita telah menuntaskan suatu urusan, harus melanjutkan dengan urusan lainnya. Kita tidak berhenti pada sasaran yang telah dibuat, tetapi tetap menciptakan rencana-rencana gres dan mewujudkannya dengan kembali bekerja secara sungguhsungguh. Pada selesai ayat ini kita diingatkan bahwa hanya kepada Yang Mahakuasa Swt. kita berharap. Setelah berusaha dan berdoa, kita dianjurkan bertawakal kepada Yang Mahakuasa Swt. 

Anjuran Bertawakal dalam Surah Asy-Syarh. [94]
Manusia merupakan makhluk Yang Mahakuasa yang dikaruniai aneka macam potensi diri berupa akal, mata hati, alat indra, maupun kekuatan fisiknya. Oleh alasannya ialah itu, untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, harus memanfaatkan potensi diri tersebut secara maksimal. Kita dihentikan berpangku tangan untuk mendapatkan sesuatu tanpa disertai kerja keras. Bekerja keras merupakan kunci kesuksesan untuk meraih harapan yang kita inginkan. Bekerja keras juga masih perlu dilengkapi dengan berdoa kepada Yang Mahakuasa Swt. Jika keduanya telah dilakukan, kita cukup bertawakal. Dengan demikian, bertawakal berarti berpasrah diri kepada Yang Mahakuasa sehabis kita berusaha secara maksimal dan berdoa. Kita serahkan kepada Yang Mahakuasa wacana ketetapan yang terbaik bagi kita.

Jika perjuangan yang kita lakukan ternyata berakhir dengan kegagalan, kita tetap harus sabar. Kita yakini bahwa kegagalan yang kita hadapi tersebut hanya ujian dari Yang Mahakuasa Swt. Kegagalan tersebut bahkan merupakan menunjukan awal dari kesuksesan pada masa datang. Dengan kegagalan ini, justru sering memperlihatkan kekuatan kepada kita untuk meraih sesuatu yang lebih baik.


No comments:

Post a Comment