Tuesday 22 May 2018

Sejarah Perkembangan Alat Tulis


Papan Tulis
Sebelum memakai papan tulis putih, papan tulis hitam menjadi alat untuk berguru di kelas. Pelajaran yang diberikan guru ditulis di  atas papan memakai kapur tulis.  Pada umumnya, kapur tulis berwarna putih. Akan tetapi, ada juga yang berwarna kuning, merah, hijau, dan biru.



Papan tulis pertama kali dibentuk dari watu  tulis berwarna hitam dan dibingkai kayu. Adapun papan tulis seukuran buku dipakai  untuk  menulis  oleh  setiap siswa.  Sekitar  tahun  1800,  dibuat papan tulis yang besar untuk dipasang di depan kelas.

Kapur Tulis
Kapur tulis dibentuk dari watu gamping. Batu gamping ini berasal dari lumpur di dasar laut. Sifatnya lunak dan gampang dihapus. Pada 1960, kapur dibentuk dari gipsum. Kelebihannya yaitu lebih keras dan tidak banyak menghasilkan debu. Kini, hampir semua sekolah sudah meninggal­kan papan tulis hitam. Kesehatan menjadi salah satu pertimbangannya lantaran bubuk dari kapur tulis sanggup membahayakan pernapasan.

Alat Peruncing Pensil
Dahulu, orang meruncingkan pensil memakai pisau lipat. Lalu, Bernard Lassimone membuat alat peruncing pensil pada 1828. Ciptaannya tidak bertahan usang lantaran pada 1847, Therry des Estwaux membuat alat peruncing pensil manual. Kemudian, pada 23 November 1897 dikenal Love Sharpener. Peruncing ini buatan John Lee Love. Cara meruncingkannya yaitu memasukkan pensil ke dalam lubang yang terbuka dan diputar dengan tangan.

Pena
Pena muncul seiring kebutuhan menulis di atas papirus. Sekitar 400 SM, bangsa  Mesir memakai pena dari batang alang­-alang. Pena ini  dicelupkan ke dalam tinta yang terbuat dari getah dan jelaga. Kemudian, diciptakan pena bulu burung (angsa, elang, dan burung hantu) sekitar 700 M. Pena bulu bebek paling mahal di antara pena yang lain. Pena bulu dikenal lebih dari seribu tahun sebagai alat tulis.

Pada 1828, ditemukan pena baja oleh John Mitchell. Pena ini  kurang  disukai lantaran tidak membuat nyaman pemakai ketika harus mencelupkannya ke dalam tinta. Pada 1884, teknologi pena semakin canggih. Lewis Edson Waterman membuat pena berkantung tinta. Jadi, tidak perlu berulang­-ulang mencelupkannya ke dalam tinta.

Sekitar 1960, ditemukan pena berujung lembut.  Pena  ini  disebut  spidol.  Tidak diketahui niscaya siapa yang menemukannya. Mata pena spidol dibentuk dari plastik berpori dan terdapat kantung tinta. Kantung ini mengandung serat sintetis.

No comments:

Post a Comment