Tuesday 12 April 2016

Sulitnya Khusyuk Dalam Salat


Saat  sedang  berada  di  masjid,  Rasulullah saw. didatangi oleh salah seorang sahabat. Ia kemudian mendekat kepada Rasulullah saw. dan mengadukan masalahnya. “Ya Rasulullah, saya merasa sangat sulit untuk melaksanakan salat dengan khusyuk. Bagaimana menuntaskan problem ini?” Rasulullah saw. kemudian menjawab, “Tidak ada orang yang salatnya khusyuk dari awal hingga akhir.”


Tiba-tiba Ali bin Abi Talib berkata, “Ada, ya Rasul, saya sanggup melakukannya.” “Baiklah, kalau kau benar-benar bisa salat dengan khusyuk, saya akan memberimu sorbanku sebagai hadiah.” Ali segera melaksanakan perintah Rasulullah saw. Ia kemudian melaksanakan salat. Namun sesudah selesai ia tampak murung. 

Rasulullah pun bertanya kepadanya, “Apakah kau bisa salat dengan khusyuk, Ali?” “Anda  benar, ya  Rasul.  Saya  tidak  dapat melakukannya.  Pada  rakaat pertama  dan  kedua saya bisa khusyuk bahkan hingga pada tasyahud akhir. Namun dikala hendak salam, saya teringat akan kesepakatan Anda yang akan memperlihatkan sorban sebagai hadiah. Seketika itu juga saya tidak sanggup khusyuk.” 

Rasulullah saw. menyampaikan bahwa khusyuk itu diukur Yang Mahakuasa sebatas kemampuan manusia. Yang penting, dikala pikiran kita terbawa urusan lain dikala salat, segera kembalikan pada salat kita lagi. Sebab dalam mengerjakan ibadah memang hendaknya kita bisa seolah-olah melihat Allah. Jika kita tidak mampu, asalkan kita ingat bahwa Yang Mahakuasa melihat kita, itu sudah memadai.

No comments:

Post a Comment