Thursday 7 April 2016

Heru Wicaksono, Diplomat Ri Tokoh Penting Pembebasan Sandera Korsel


Krisis sandera 23 warga Korea Selatan oleh kelompok pejuang Taliban di Afganistan selama 1,5 bulan menjadi isu utama di media seluruh dunia. Menjelang krisis berakhir, muncul nama Diplomat Indonesia Heru Wicaksono dalam penyelesaian krisis tersebut. Upaya penyelesaian melibatkan tiga pihak, yakni pemerintah Korsel, kelompok pejuang Taliban, dan pemerintah Afganistan. Namun, upaya penyelesaian tersebut belum juga berhasil.

Pejuang Taliban menuntut biar Korsel segera menarik seluruh pasukannya dari Afganistan. Tuntutan pejuang Taliban tersebut sulit dipenuhi oleh dua pihak lainnya. Sampai empat kali ketiga pihak berunding, tapi belum juga membuahkan kesepakatan.




Dari situlah Indonesia mulai terlibat. Pemerintah Korsel, meminta kepada Presiden SBY, biar Indonesia terlibat dalam negosiasi pembebasan sandera. Permintaan ini disampaikan Presiden Roh Moon Hyun dikala berkunjung ke Seoul, 25 Juli 2007.

Permintaan itu segera direspons Presiden SBY. Presiden SBY memerintahkan Menlu Hasan Wirayudha untuk mendekati kelompok pejuang Taliban. Oleh Menlu, perintah Presiden SBY diteruskan ke Dubes Indonesia di Kabul, Erman Hidayat. Menlu Hasan Wirayudha meminta Erman Hidayat biar menghubungi pemerintah Afganistan untuk memastikan bahwa keterlibatan Indonesia sepenuhnya didukung oleh kelompok pejuang Taliban.

Bermula dari hal tersebut, Erman Hidayat kemudian menugaskan Heru Wicaksono bergabung dalam kelompok perunding. Heru Wicaksono ialah Wakil Dubes RI di Afganistan. Dalam tugasnya, Heru Wicaksono didampingi oleh penerjemah seorang warga Afganistan yang bekerja di Kedubes RI.

Heru menuturkan bahwa kehadirannya dalam negosiasi difasilitasi oleh IRC (Palang Merah Internasional). Pada awalnya, Heru khawatir kehadiran Indonesia ditolak oleh pejuang Taliban. Namun, rasa khawatir itu lenyap dikala tim Indonesia bertemu pimpinan pejuang Taliban. Pertemuan itu terjadi pada Kamis, 30 Agustus. "Ternyata mereka sangat respek ketika mengetahui bahwa yang menjadi perantara negosiasi yakni negara netral. Tidak ibarat yang dibayangkan orang bahwa kaum Taliban itu barbar, proses negosiasi yang diatur Kamis kemarin berlangsung sangat kondusif," ungkap Heru.

Dalam negosiasi tersebut, dikemukakan bahwa pejuang Taliban sesungguhnya tidak ingin menyandera kedua puluh tiga warga Korsel tersebut. Mereka hanya ingin pemerintah Korsel menarik 200 pasukan noncombat-nya dari Afganistan.

Menurut Heru, dalam negosiasi antara Korsel dengan Taliban tersebut, pejuang Taliban hanya meminta Korsel menarik pasukannya dari wilayah Afganistan. Akhirnya juru runding Korsel berjanji menarik 200 pasukannya dari wilayah Afganistan. Setelah permintaannya dipenuhi, juru runding pejuang Taliban eksklusif menyatakan oke melepaskan para sandera.

Prestasi diplomat Indonesia dalam negosiasi tersebut eksklusif mendapat apresiasi Presiden Roh Moon Hyun. Melalui telepon seluler, Moon mengucapkan terima kasih kepada Presiden SBY.

No comments:

Post a Comment