Thursday, 3 March 2016

Tindik Badan Atau Body Piercing


Body Piercing (tindik tubuh) sebetulnya sudah dikenal semenjak 10 periode silam di hampir seluruh cuilan dunia. Catatan sejarah menunjukkan, suku-suku primitif melaksanakan tindik sebagai adegan ritual watak dan penunjuk identitas derajat sosial. Suku Indian melaksanakan body piercing dengan cara menggantungkan kait besi di adegan dada. Ritual yang disebut OKIPA ini diperuntukkan bagi lelaki yang akan diangkat menjadi tentara atau panglima perang. Sementara sebuah suku di India melaksanakan ritual menusuki badan dengan jarum yang panjangnya dapat mencapai sekitar satu meter untuk menghormati dewa. Ritual ini dinamakan Kavandi yang digelar setiap Februari.


Di Indonesia, tradisi tindik biasa dilakukan warga Suku Asmat di Kabupaten Merauke dan Suku Dani di Kabupaten Jayawijaya, Papua. Lelaki Asmat menusuki adegan hidung dengan batang kayu atau tulang belikat babi sebagai tanda telah memasuki tahap kedewasaan.


Suku Dayak di Kalimantan mengenal tradisi penandaaan badan melalui tindik di daun indera pendengaran semenjak periode ke-17. Tidak sembarangan orang dapat menindik diri. Hanya pemimpin suku atau panglima perang yang mengenakan tindik di kuping. Sementara kaum perempuan Dayak memakai anting-anting pemberat untuk memperbesar cuping daun telinga. Menurut kepercayaan mereka, semakin besar pelebaran lubang daun telinga, semakin anggun dan tinggi status sosialnya di masyarakat. Model primitif inilah yang kesannya banyak ditiru komunitas piercing di dunia.


No comments:

Post a Comment