Wednesday 23 March 2016

Bukti-Bukti Nabi Muhammad Saw. Diutus Allah Swt


Nabi Muhammad saw. yaitu pemimpin dunia yang terbesar sepanjang sejarah. Karena hanya dalam waktu 23 tahun (kurang dari seperempat abad), ia telah menghasilkan tiga karya besar yang belum pernah dicapai oleh pemimpin manapun di seluruh dunia semenjak Nabi Adam a.s. hingga sekarang.


Rahmat bagi Alam Semesta
Firman Tuhan swt.: Artinya: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Surah Al-Anbiya' [21] : 107)

Nabi Muhammad diutus oleh Tuhan swt. sebagai rahmat bagi seluruh alam. Hal ini sanggup berarti bahwa nilai-nilai yang dibawa Nabi bertujuan untuk keberkahan, kedamaian, cinta kasih, dan kesejahteraan bagi seluruh makhluk di alam ini.
Bukti bahwa Nabi Muhammad saw. sebagai rahmat bagi alam semesta ini adalah:
  1. Memusnahkan segala jenis syirik. Contohnya, menyembah berhala, sihir, dan ramal diganti dengan keimanan kepada Tuhan swt.
  2. Memusnahkan adab tradisi jahiliyah yang menyimpang. Contohnya, membuka aurat, peperangan antar suku, kikir, dan pemarah diganti dengan watak yang mulia.
  3. Menegakkan sebuah sistem kehidupan yang seluruhnya berdiri di atas tauhid, baik ekonomi, politik, sosial, kemasyarakatan, seni maupun olahraga.
  4. Melakukan sebuah perubahan terhadap hati sanubari, pemikiran, dan peraturan hidup umat manusia.
  5. Mempersatukan semua ras, semua suku, semua golongan insan di bawah sebuah sistem yang berlandaskan tauhid.
Pembawa Kedamaian, Kesejahteraan, dan Kemajuan Masyarakat
Agama Islam merupakan agama yang menjadi rahmat bagi manusia. Hal ini bisa kita saksikan semenjak zaman permulaan Islam berkembang di Mekah dan Madinah. Tidak ada seorang pun insan yang dirugikan. Di mana pun Islam berada, pastilah menjadi pelindung bagi masyarakatnya. Begitu juga dengan masyarakat Madinah sebagai pemikiran membina kesatuan dan persatuan bangsa bagi penyelenggaraan pembangunan ketika ini. Sejak awal, Islam tidak memandang perbedaan etnis. Sebagai anggota bangsa, setiap suku bangsa sepantasnya saling membantu untuk kesejahteraan keseluruhan bangsa. Persatuan dan kesatuan, saling mengamalkan kemampuan masing-masing, dan rasa wajib menolong sesama yang kekurangan yaitu modal utama pembangunan.

Setelah tiba dan berkembangnya Islam, masyarakat Madinah bisa mencicipi manfaatnya, baik secara individu maupun manfaat yang dirasakan secara berkelompok dan bernegara. Hal ini bisa dirasakan terutama ketika Islam eksklusif dibawa dan disebarluaskan oleh Rasulullah saw. ke Madinah.

Bukti kerasulan Nabi Muhammad saw. sanggup disebutkan berikut ini.
  1. Nabi Muhammad saw. seorang Nabi yang menjadi juru damai, menyerupai  pada saat-saat suku bangsa di sekitar Kakbah bertengkar dan hampir  saling membunuh. Dengan serempak, mereka meminta Al-Amin menjadi juru damai. Hanya seorang yang sangat cerdaslah bisa mengambil  keputusan dengan cepat menggelar sorbannya, mengangkat hajar aswad  ke tengah sorbannya dan mempersilakan yang bertengkar mengangkat  setiap ujung sorbannya. Beliau, kemudian menempatkan Hajar Aswad pada  tempatnya. Semua masyarakat merasa puas.
  2. Ketika masyarakat Arab menonjolkan keturunan dan sukunya, mereka  sering berselisih, bertengkar, dan berperang biar sukunya (kabilah)  menjadi yang paling terhormat di antara suku yang lain. Mereka pun sangat membanggakan harta dan tahta, hingga gonta-ganti wanita. Semakin banyak harta dan mempunyai banyak budak, semakin mereka merasa  mulia. Setelah Nabi Muhammad saw. diangkat menjadi Rasullullah dan  mengajarkan bahwa kemuliaan insan tidak dilihat dari harta, keturunan,  kekuatan, tahta serta jabatannya dalam masyarakat. Namun, kemuliaan  manusia terletak kepada ketakwaannya kepada Tuhan swt. dan kemuliaan akhlaknya, baik dalam sikap, perkataan, dan perbuatan .
  3. Kemajuan dalam bermasyarakat, menyerupai mempersaudarakan Muhajirin  atau kaum pendatang dengan Ansar (penduduk asli). Mempersatukan dan mempersaudarakan kaum Khas dan Khazraj. Selain itu, mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi di Madinah demi tercapainya hidup berdampingan secara damai, tidak saling mendengki dan tidak saling  benci, melainkan melakukan agama- masing-masing. 
Tidak saja mengatur soal-soal ibadah dan keimanan, Nabi Muhammad  pun mengajarkan perihal kenegaraan, perekonomian, dan kesosialan, yang pelaksanaannya dicontohkan oleh Nabi Muhammad dengan perbuatan atau dijelaskan dengan perkataan. 

Firman Alah swt: Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap ( rahmat ) Tuhan dan kedatangan hari final zaman dan dia banyak menyebut Allah. “ (Surah Al-Ahzab [33]: 21)



No comments:

Post a Comment