Friday 17 November 2017

Proses Terbentuknya Mata


Sel-sel yang membentuk mata dikala embrio berkembang di kandungan telah terprogram secara kimia biar menyusun bentuk lingkaran lonjong. Masing-masing sudah tahu ke mana harus bergerak untuk membentuk deretan dengan sel-sel lainnya  dipandu protein tertentu.

"Kami kira organ tersebut mungkin terbentuk dari pergerakan sel-sel secara  individual," kata peneliti utamanya Martina Rembold dari Laboratorium Biologi Molekuler Eropa. Temuan yang berbeda dengan pendapat para ilmuwan pada umumnya ini terlihat pada ikan sehingga belum sanggup ditentukan apakah berlaku pada manusia.




Para ilmuwan telah mengetahui bahwa  mata terbentuk dari sel-sel yang melapisi  bagian luar struktur yang berbentuk silinder.  Sebelumnya, mereka meyakini bahwa  sel-sel tersebut secara bantu-membantu akan membelah ke arah tertentu sehingga  terbentuk mata.

Namun, hasil pengamatan Rembold  dan koleganya menawarkan bahwa sel-sel  tersebut ternyata bergerak bebas dari sentra silinder ke kulitnya sehingga membentuk organ penglihatan yang lingkaran lonjong itu.  Mereka mungkin memakai protein yang  dihasilkan setiap sel sebagai panduannya.

Pengamatan ini diilhami inovasi Rembold pada 2001 yang menawarkan bahwa pembentukan mata pada ikan jenis Madaka hanya melibatkan sel-sel yang menghasilkan protein Rx3. menindaklanjuti hasil penelitian  ini, ia melacak pergerakan sel dikala berkembang  di embrio dengan teknik pewarnaan sel.

Dengan materi yang sanggup berpendar, pergerakan sel sanggup diamati dari mikroskop. Aktivitas ini diamati dan direkam dengan kamera khusus setiap 2 menit selama 10  jam. Hasilnya menawarkan bahwa setiap sel memang bergerak bebas dikala membentuk  formasi.

Dari gerakan sel-sel inilah, para peneliti sanggup memperkirakan bahwa setiap sel akan melaksanakan pengecekan dengan jenis protein yang dibawa sel lainnya. Saat cocok, mereka akan menempel. Jika tidak, akan menjauh. Jika protein tidak terbentuk, mata juga dipastikan tidak akan berkembang.

"Mungkin juga prosedur ini berlaku universal," ujar Rembold. Ia mengatakan, organ lainnya mungkin terbentuk dari proses serupa, contohnya jantung. Meskipun demikian, penelitian lanjutan diharapkan  untuk memastikan bahwa prosedur ini bekerja pada organ lainnya serta apakah berlaku pada manusia.


No comments:

Post a Comment