Thursday 28 January 2016

Substansi Dakwah Nabi Muhammad Kala Mekah


Pada periode Mekah, substansi dakwah Rasulullah saw. difokuskan pada beberapa problem sebagai berikut
1. Menanamkan Ajaran Tauhid
Mengajarkan tauhid kepada insan merupakan substansi dakwah Rasulullah periode Mekah. Rasulullah mengajarkan dan menyeru kepada umat insan untuk beribadah hanya kepada Yang Mahakuasa Swt. Hanya Yang Mahakuasa Swt., yang patut untuk disembah dan dimintai pertolongan. Segala macam berhala yang menjadi sesembahan nenek moyang tidak sanggup memberi laba atau kemudaratan. Berhala yang disembah dan diberi sesaji ialah watu yang tidak sanggup berbuat apa-apa. Berhala-berhala tersebut tidak patut untuk disembah. Rasulullah hadir di tengah-tengah masyarakat jahiliah dan memberikan bahwa hanya Yang Mahakuasa Swt., zat yang patut untuk disembah. Yang Mahakuasa Swt. pencipta langit dan bumi beserta isinya. Hanya Dia yang sanggup mengaruniai keselamatan, keberuntungan, dan daerah seluruh makhluk bergantung.


Tauhid menjadi dasar untuk menanamkan syariat atau anutan Islam lainnya. Setelah seseorang menyembah hanya kepada Yang Mahakuasa Swt., anutan Islam yang selanjutnya akan dengan sendirinya diterima dan dilaksanakan. Jika dalam diri seseorang telah tertanam tauhid yang kuat, ia dengan tulus akan mendapatkan segala perintah Yang Mahakuasa Swt. dan menjauhi segala larangan-Nya.

Inti anutan tauhid yang Rasulullah saw. tanamkan kepada masyarakat Mekah sebagai berikut.
  1. Mengajak masyarakat Mekah dan Arab umumnya untuk menyembah Yang Mahakuasa Swt. dan meninggalkan berhala.
  2. Beriman kepada Nabi Muhammad saw. sebagai Rasulullah.
  3. Beriman kepada hari simpulan sebagai pertanggungjawaban amal insan di dunia.
2. Memberi Teladan dalam Kehidupan Sehari-hari
Masyarakat Mekah hidup dalam kebodohan. Mereka melaksanakan hal-hal yang tidak sanggup diterima oleh logika insan sehat. Mereka mengubur anak perempuan mereka hidup-hidup. Mereka bertukar istri dengan temannya. Mabuk-mabukan, perzinaan, dan semua hal tercela lain telah menjadi bab tradisi kehidupan mereka. Kepada mereka, Rasulullah Muhammad saw. menawarkan teladan adab yang mulia.Rasulullah saw. merupakan teladan yang baik (uswatun hasanah).

Dalam periode Mekah, tingkah laris Rasulullah saw. memperlihatkan pola terbaik bagi masyarakatnya. Beliau melarang berlaku curang dalam jual beli, memerintahkan untuk membebaskan budak, menghargai kehidupan perempuan dan keluarga, dan sebagainya. Untuk semua hal tersebut, Rasulullah melakukannya dengan diri dia sendiri.

Memberi teladan dengan tingkah laris merupakan cara yang efektif untuk memberikan dakwah. Tingkah laris yang sesuai dengan ucapan yang diajarkan tentu akan menarik minat orang lain. Bayangkan, kalau seseorang menyampaikan A tetapi perbuatannya bertentangan dengan yang diucapkannya, orang lain akan enggan untuk mengikutinya. Berbeda saat seseorang memberi pola konkret dengan tingkah laris dan perbuatannya, akan banyak orang yang tertarik dan merasa terteladani. Rasulullah telah memberi pola yang sempurna wacana taktik dakwah. Strategi dakwah yang dijalankan oleh Rasulullah dikenal dengan cara berdakwah bil-hal. 

Dakwah bil-hal selain mengajak juga memberi pola nyata. Oleh alasannya ialah itu, dakwah bil-hal merupakan taktik dakwah yang efektif. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat Mekah yang memeluk Islam.

Inti anutan adab yang dicontohkan Rasulullah saw. sebagai berikut.
a. Mengajak insan selalu berbuat baik dan meninggalkan perbuatan dosa.
b. Mengajak insan untuk saling mengasihi, menyayangi, dan menolong.
c. Melarang insan membunuh, menganiaya, berdusta, dan mencuri.
d. Mengajak insan untuk mengasihi fakir miskin dan yatim piatu.


No comments:

Post a Comment