Wednesday 13 January 2016

Proses Masuk Dan Berkembangnya Agama Serta Kebudayaan Hindu-Buddha Di Indonesia


Agama dan kebudayaan Hindu-Buddha masuk ke Indonesia melalui kontak perdagangan. Pada awalnya, orang-orang India bersikap aktif dalam perdagangan tersebut. Hal ini berdasarkan Claudius Ptolomeus (Yunani) didorong oleh kekayaan Indonesia akan emas, perak, cengkih, dan lada yang menarik para pedagang mancanegara. Hubungan perdagangan ini telah berlangsung semenjak sekitar kala ke-5 M.



Khusus mengenai penyebaran hinduisme sebagai agama dijelaskan melalui banyak teori.
1. Teori brahmana
Teori ini dikemukakan oleh Van Leur yang beropini bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh pendeta. Teori ini mempunyai kelemahan, yaitu di India ada peraturan bahwa brahmana dilarang keluar dari negerinya. Jadi, mustahil mereka sanggup menyiarkan agama ke Indonesia.

2. Teori ksatria
Teori ini dikemukakan oleh Majumdar, Moekrji, dan Nehru. Mereka beropini bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh prajurit yang mengadakan ekspansi. Oleh alasannya itu, teori ini sering pula disebut teori kolonisasi. Kelemahan teori ini yakni tidak ada bukti sejarah yang memperlihatkan bahwa Indonesia pernah ditaklukkan India.

3. Teori waisya
Teori ini dikemukakan oleh Krom yang menyampaikan bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang, mengingat bahwa semenjak tahun 500 SM, Nusantara telah menjadi jalur perdagangan antara India dan Cina. Dalam perjalanan perdagangan inilah diperkirakan para pedagang India itu singgah di Indonesia dan membuatkan agama Hindu.

4. Teori sudra
Teori ini dikemukakan oleh banyak orang. Intinya yakni bahwa agama Hindu dibawa oleh kaum sudra yang tiba di Nusantara untuk memperbaiki nasib.

5. Teori nasional
Teori ini dikemukakan oleh F.D.K. Bosch yang menyampaikan bahwa dalam proses penyebaran agama Hindu ini, bangsa Indonesia berperan sangat aktif. Setelah dinobatkan sebagai seorang Hindu, mereka kemudian ulet membuatkan agama Hindu dan segala aktivitasnya. Pendapatnya ini didasarkan pada temuan adanya unsur-unsur budaya India dalam budaya Indonesia. Menurutnya, pada masa itu telah terbentuk golongan cendekiawan yang disebut "Clerk". Proses akulturasi antara budaya Indonesia dan India disebutnya sebagai proses penyuburan.

Hal-hal yang dilakukan para brahmana di Indonesia dalam rangka penghinduan, antara lain,
a. Abhiseka, yaitu upacara penobatan raja,
b. Vratyastoma, yaitu upacara pembersihan diri (pemberian kasta),
c. Kulapanjika, yaitu memperlihatkan silsilah raja, dan
d. Castra, yaitu cara menciptakan mantra.

6. Teori arus balik
Menurut teori ini, bangsa Indonesia tidak hanya mendapatkan pengetahuan agama dari orang-orang abnormal yang datang. Mereka juga aktif mencari ilmu agama di negeri orang dan menyebarkannya sesudah kembali ke kampung halamannya.

Adapun teori mengenai perkembangan kebudayaan Hindu-Buddha India di Asia, khususnya di Nusantara, sebagai berikut.
  1. Kerajaan Kalingga di India pada kala ke-3 ditaklukkan Raja Ashoka dari Arya sehingga banyak warganya yang bermigrasi ke Indonesia.
  2. Invasi (penguasaan) suku Khusana ke Indonesia menjadikan banyak warganya yang bermigrasi ke Indonesia.
  3. Coedes beropini bahwa kontak hinduisme ke Nusantara terjadi lantaran adanya larangan mencari emas ke Siberia oleh Kaisar Vespasianus. Oleh lantaran itu, para pedagang India mencari emas ke Swarnadwipa (Sumatra).

Bukti adanya imbas Hindu-Buddha di Indonesia sebagai berikut.
  1. Adanya arca Buddha bergaya amarawati (gaya India Selatan) di Sempaga, Sulawesi Selatan, dan di Jember. Arca di Sempaga merupakan yang tertua. Selain itu, ditemukan pula arca bergaya gandhara (India Utara) di Bukit Siguntang (Sumatra Selatan) dan Kota Bangun, Kutai.
  2. Adanya prasasti berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta di Kutai dan Tarumanegara.
  3. Adanya penganut agama Hindu dan Buddha di Indonesia.
  4. Berkembangnya seni patung di Indonesia.
  5. Penggunaan istilah warman sebagai nama raja menyerupai di India.
  6. Munculnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha.
  7. Penggunaan bahasa Sanskerta dan goresan pena Pallawa dalam kehidupan masyarakat.
  8. Adanya sistem kemaharajaan.
  9. Adanya kitab-kitab sastra yang bercorak Hindu.

No comments:

Post a Comment