Friday 8 January 2016

Siddharta Gautama


Siddharta Gautama yaitu putra Raja Suddhodana dari Kerajaan Kosala. Keluarganya termasuk golongan ksatria dan merupakan keturunan suku bangsa Sakya. Setelah memasuki masa grhasta, ia dikawinkan dengan Putri Yasodhara dan melahirkan putra berjulukan Rahula.

Semula ia hidup tenteram dalam kemewahan istana. Namun, sesudah melaksanakan lawatan keluar istana, Siddharta mengalami pergulatan batin mengenai apa sebetulnya kehidupan itu. Ada empat hal yang disaksikannya dalam lawatannya itu sehingga mengganggu batinnya. Pertama, ia menyaksikan orang renta renta yang sudah bongkok. Kedua, ia menyaksikan orang menderita penyakit kusta yang sangat parah sampai tak sadarkan diri. Ketiga, ia menyaksikan mayit tengah diusung dan diiringi orang-orang yang meratapi. Keempat, ia menyaksikan fakir miskin yang berkeliling dengan kepala gundul dan berbaju kuning (saniasin).

Borobudur


Setelah kegelisahannya memuncak, Siddharta pergi meninggalkan istana, mencukur rambutnya, memakai jubah kuning, dan bertapa tanpa bekal apa pun. Peristiwa ini terjadi pada tahun 524 SM, tepatnya ketika Siddharta berusia 39 tahun. Tempat pertapaannya itu dinaungi pohon bodhi.

Pada tahun 517 SM, yaitu malam yang dikenal sebagai Malam Suci, Siddharta menerima penerangan agung. Ia lalu disebut Siddharta Gautama, artinya orang yang mencapai tujuan. Ia disebut juga Buddha Gautama, artinya orang yang mendapatkan Bodhi, dan Sakyamuni, artinya orang bijak keturunan Sakya.

Hari lahir, ketika mendapatkan wahyu dan hari wafatnya Siddharta jatuh pada hari dan tanggal yang sama, yaitu pada bulan Mei ketika berlangsungnya purnama. Ketiga hari itu dijadikan hari suci umat Buddha, Waisak.


No comments:

Post a Comment