Thursday 4 January 2018

Serangan Kerajaan Aceh Terhadap Portugis


Sejak kedatangan orang Portugis di Malaka pada tahun  1511, telah terjadi persaingan yang berbuntut permusuhan antara Portugis dan Kesultanan Aceh. Sultan Aceh pada waktu itu diperintah oleh Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528), menganggap bahwa orang Portugis merupakan tentangan dalam politik, ekonomi, dan penyebaran agama. Untuk itulah, Kesultanan Aceh tetap pada pendiriannya, bahwa Portugis harus segera diusir dari Malaka. Itulah sebabnya, saat terjadi penyerangan Kerajaan Demak ke Malaka, Aceh membantunya  dengan sekuat tenaga.




Sejak Kesultanan Aceh diperintah oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636), usaha mengusir Portugis mencapai puncaknya. Untuk mencapai tujuannya, Sultan Iskandar Muda menempuh beberapa cara untuk melumpuhkan kekuatan Portugis, menyerupai blokade perdagangan. Sultan Aceh melarang daerah-daerah yang dikuasai Aceh menjual lada dan timah kepada Portugis. Cara ini dimaksudkan biar kekuatan Portugis benar-benar lumpuh, lantaran tidak mempunyai barang yang harus dijual di Eropa. Upaya ini ternyata tidak berhasil sepenuhnya, alasannya yaitu raja-raja kecil yang merasa membutuhkan uang secara sembunyi-sembunyi menjual  barang dagangannya kepada Portugis.

Gagal dengan seni administrasi blokade ekonomi, Sultan Iskandar Muda menyerang kedudukan Portugis di Malaka pada tahun  1629. Seluruh kekuatan tentara Aceh dikerahkan. Namun, upaya  itu mengalami kegagalan. Pasukan Kesultanan Aceh sanggup dipukul mundur oleh pasukan Portugis.


No comments:

Post a Comment