Friday 29 December 2017

Serangan Kerajaan Demak Terhadap Portugis Di Malaka


Dikuasainya Malaka pada tahun 1511 oleh orang-orang  Portugis merupakan bahaya tersendiri bagi Kerajaan Demak. Ketika itu, Demak sebagai kerajaan Islam dan kerajaan laut sedang mengembangkan kekuasaan dan mengembangkan Islam  di pelosok nusantara. Karena itu, semenjak hadirnya orang-orang  Portugis di Malaka, maka Kerajaan Demak bertekad mengusirnya.

Pada tahun 1512, Kerajaan Demak di bawah pimpinan Pati Unus (Pangeran Sabrang Lor) dengan sumbangan Kajaan Aceh  menyerang Portugis di Malaka. Namun, serbuan Demak tersebut  mengalami kegagalan. Kegagalan serangan Demak itu tidak menciptakan Demak putus asa. Untuk itu, dilakukan penyerangan sekali lagi bersama Aceh dan Kerajaan Johor, tetapi tetap berhasil  dipatahkan oleh Portugis. Hal ini lantaran persenjatan orang-orang  Portugis dikala itu jauh lebih berpengaruh dan lengkap.




Perjuangan Kerajaan Demak terhadap orang-orang Portugis tidak berheti hingga di situ. Kali ini, Kerajaan Demak selalu  menyerang dan membinasakan setiap kapal dagang Portugis  yang melewati jalur Laut Jawa. Karena itulah kapal dagang Portugis yang membawa rempah-rempah dari Maluku (Ambon)  tidak melalui Laut Jawa, tetapi melalui Kalimantan Utara.

Selain itu, upaya Demak untuk mengusir Portugis diwujudkan dengan ditaklukkannya Kerajaan Pajajaran oleh  Fatahilah pada tahun 1527. Penaklukkan Pajajaran ini disebabkan Kerajaan Pajajaran mengadakan perjanjian perdagangan dengan  Portugis, sehingga Portugis diperbolehkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa. Ketika orang-orang Portugis mendatangi  Sunda Kelapa (sekarang Jakarta), terjadilah perang antara  Kerajaan Demak di bawah pimpinan Fatahilah dengan tentara Portugis. Dalam peperangan itu, orang-orang Portugis berhasil dipukul mundur. Kemudian, pelabuhan Sunda Kelapa diganti  namanya oleh Fatahilah menjadi Jayakarta yang berarti kejayaan yang sempurna.

Meskipun Kerajaan Demak berhasil membendung masuknya  pengaruh Portugis di Jawa Barat, tetapi gagal dikala mencegah  hubungan dagang antara Portugis dengan kerajaan-kerajaan  Hindu di tempat Jawa Timur. Bahkan Sultan Trenggono dari  tahun 1521 hingga dengan tahun 1546 yang memimpin eksklusif penyerangan itu gugur di Pasuruan, Jawa Timur.



No comments:

Post a Comment