Friday 6 October 2017

Shalat Sunah Dan Keutamaannya


Inginkah menjadi terkenal bagi penduduk langit, contohnya di kalangan para malaikat? Bagaimana caranya? Biasakan mengerjakan salat sunah secara ikhlas, tanpa ada pamrih kepada orang lain. Misalnya, kita salat sunah pada waktu sepertiga final malam di rumah. Dalam salah satu hadis dijelaskan bahwa jikalau ada orang yang mengerjakan salat, malaikat akan mengerumuninya semenjak dari telapak kaki hingga ke atas langit. Terlebih jikalau itu dikerjakan secara rutin dan berulang-ulang sehingga malaikat pun selalu memberi penghormatan kepada kita. 

Inginkah menjadi terkenal bagi penduduk langit Shalat Sunah dan Keutamaannya
Warga Palestina memohon tunjangan kepada Tuhan SWT.

Pengertian Salat Sunah
Salat dalam Islam merupakan ibadah yang paling penting. Ibadah salat dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, disertai dengan doa dan gerakan-gerakan yang telah disyariatkan. Salat ada yang hukumnya wajib, yaitu salat lima waktu dan ada pula yang hukumnya sunah. Untuk salat sunah, berarti sangat utama jikalau dikerjakan, tetapi tidak menjadi keharusan.

Tata cara salat sunah pada umumnya sama dengan salat wajib, meskipun ada beberapa salat yang cara mengerjakannya terdapat perbedaan. Misalnya, dalam pelaksanaan salat id untuk takbir pertama dilakukan sebanyak tujuh kali dan lima takbir pada rakaat kedua. Niat salat sunah juga harus sesuai dengan salat yang hendak dikerjakan. Salat yang dilakukan secara beriringan, mungkin saja berlainan. Oleh lantaran itu, niat salat sangat memilih pada jenis salat yang hendak dikerjakan.

Perbedaan salat sunah lainnya dari salat wajib yaitu dalam salat sunah kadang ditentukan oleh waktu, tujuan, atau alasan khusus untuk melaksanakannya. Contoh, salat istiska tujuannya yaitu meminta hujan, salat tahiyatul masjid tujuannya untuk menghormati masjid, sedangkan salat istikharah tujuannya untuk memilih pilihan yang sulit diambil. Demikian juga tujuan dan alasan yang berlaku untuk salat-salat sunah lainnya.

Tata Cara Salat Sunah
Salat sunah sanggup dilakukan dengan dua cara, berjamaah atau munfarid. Untuk salat sunah berjamaah berarti harus ada imam dan makmum dengan syarat-syarat tertentu, sedangkan salat sunah munfarid cukup dikerjakan sendiri-sendiri. Jika salat sunah dikerjakan secara berjamaah, harus memenuhi beberapa ketentuan sebagai berikut.
a. Ada Imam dan Makmum
Imam yaitu orang yang memimpin jalannya salat berjamaah, sedangkan makmum yaitu orang yang mengikuti salat imam. Posisi imam harus berada di depan makmum. Ketentuan lain untuk menjadi imam ataupun makmum, secara umum sama dengan persyaratan dalam salat wajib secara berjamaah.
b. Dalam Satu Tempat
Iman dan makmum harus dalam satu tempat mengerjakan salat sunah yang dimaksud. Tidak diperbolehkan antara imam dan makmumnya di tempat yang berlainan secara tuntunan syar’i.
c. Salat Sunahnya Sama
Antara imam dan makmum harus mengerjakan salat sunah yang sama. Dengan demikian, tidak sah jikalau niat atau ketentuan lainnya untuk salat sunah yang dilakukan imam berbeda dengan yang dimaksud makmum.

Keutamaan-Keutamaan Salat Sunah
Jika merujuk pada hadis-hadis Rasulullah, dijelaskan aneka macam keutamaan mengerjakan salat sunah, baik yang dikerjakan secara berjamaah maupun munfarid. Keutamaan tersebut pantas diperoleh lantaran orang yang sedang mendirikan salat berarti ia sedang melaksanakan komunikasi secara pribadi dengan Allah.

Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa orang yang sedang mengerjakan salat, berarti ia akan mendapat tiga macam (kebaikan), yaitu malaikat mengerumuninya semenjak dari telapak kaki hingga ke atas langit, kebaikan turun kepadanya dari atas langit hingga atas kepalanya, dan malaikat yang berseru ”Seandainya orang yang sedang salat ini mengetahui dengan siapa ia berbicara (berkomunikasi), pasti ia tidak akan mau berhenti (dari salatnya)”.

Salat sunah yang ketentuannya boleh dikerjakan secara munfarid ada yang lebih utama dikerjakan di rumah. Misalnya mengerjakan salat tahajud. Selain untuk menerangi rumah dengan amalan ibadah, berdasarkan hadis dari Samurah bin Jundub bahwa Rasulullah pernah bersabda, ”Salat sunah seseorang di dalam rumahnya itu lebih banyak pahalanya dibandingkan salat sunah di depan orang banyak, yaitu ibarat keutamaan salat berjamaah atas salat sendirian”.

Hadis lain yang menjelaskan keutamaan mendirikan salat atau berzikir kepada Tuhan yaitu yang disampaikan oleh Anas bin Malik r.a. bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, ”Tidak ada suatu tempat yang dipergunakan untuk salat dan berzikir kepada Allah, melainkan tempat itu akan merasa gembira dengan yang demikian itu hingga ke dasar bumi yang ketujuh, kemudian ia berbangga kepada tempat yang berada di sekitarnya. Dan tidak ada seorang hamba yang berada di tengah hutan yang bermaksud untuk mengerjakan salat, melainkan bumi akan berhias untuknya”.

Dengan keutamaan salat sunah sebagaimana disebutkan di atas menunjukkan pentingnya membiasakan mengerjakannya. Tata cara mengerjakannya tentu harus memperhatikan tuntunan yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Salat sunah yang sanggup dilakukan secara berjamaah antara lain:
  1. salat id,
  2. salat gerhana,
  3. salat istiska,
  4. salat tarawih, dan
  5. salat witir.
Untuk salat gerhana, tarawih dan witir sanggup dilakukan dengan cara berjamaah dan munfarid. Selain itu, ada pula salat sunah yang dikerjakan secara munfarid, misalnya:
  1. salat rawatib,
  2. salat duha,
  3. salat tahajud (ada pendapat dibolehkan berjamaah),
  4. salat tahiyatul masjid
Ketentuan Salat Sunah Secara Berjamaah
Di depan telah disebutkan contoh-contoh salat sunah yang dilakukan secara berjamaah sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah saw. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut.

Salat Id
Pengertian Salat Id
Setiap tanggal 1 Syawal kita merayakan hari raya Idul Fitri, demikian pula pada tanggal 10 Zulhijah kita merayakan hari raya Idul Adha. Pada kedua hari raya tersebut, kita disunahkan untuk mengerjakan salat sunah yang dikenal dengan nama salat sunah id.  Melaksanakan salat id mempunyai tujuan tertentu. Salat Idul Fitri dikerjakan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan dan menutup ibadah Ramadan. Salat sunah Idul Adha dimaksudkan sebagai bentuk syukur atas keberhasilan jamaah haji melaksanakan ibadah haji.

Warga Muslim Rusia Melaksanakan Salat Id 
Ketentuan Pelaksanaan
Salat id dikerjakan pada waktu duha, yaitu pada pagi hari sehabis terbitnya matahari (lebih kurang setengah jam sehabis terbitnya matahari) hingga sebelum zawal (tergelincir matahari/condong ke arah barat tanda masuknya waktu salat Zuhur). Untuk tempat pelaksanaan salat id, di kalangan ulama terdapat perbedaan pendapat. Jumhur ulama beropini lebih utama dikerjakan di lapangan terbuka, kecuali jikalau ada halangan ibarat hujan atau tempat tersebut tidak mempunyai lapangan terbuka.

Kalangan Mazhab Syafi’i beropini lain, yaitu lebih utama di masjid. Alasannya, di tempat tersebut lebih terhormat dan lebih higienis daripada lapangan terbuka, kecuali jikalau masjid tidak mampu
menampung jamaah.

Terdapat perbedaan pendapat wacana tata cara pelaksanaan salat id, khususnya wacana jumlah takbirnya. Ada yang beropini tujuh kali takbir pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua, ada pula yang beropini enam kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua.

Untuk urutan tata cara pelaksanaan salatnya, sebagai berikut.
  1. Berdiri menghadap kiblat.
  2. Berniat melaksanakan salat id.
  3. Takbiratul ihram.
  4. Membaca doa iftitah.
  5. Takbir, dilanjutkan dengan membaca Surah al-Fatihah [1] dan surah pilihan.
  6. Rukuk.
  7. Sujud.
  8. Duduk di antara dua sujud.
  9. Sujud.
  10. Berdiri untuk rakaat kedua dan takbir dilanjutkan dengan gerakan ibarat rakaat pertama.
  11. Tasyahud.
  12. Salam.
  13. Mendengarkan khotbah.
Selain mengerjakan ketentuan salat id sesuai dengan syarat dan rukunnya, kita perlu mengerjakan amalan sunah, yaitu dengan memperbanyak takbir dan zikir sebelum salat, membersihkan anggota badan, membaca takbir sepanjang perjalanan menuju tempat salat, berinfak kepada fakir miskin, dan melaksanakan syiar dengan menunjukkan kegembiraan menyambut hari raya.

Salat Istiska
Pengertian Salat Istiska
Salat istiska dilakukan dikala umat muslim dilanda kekeringan sebagai bentuk pengharapan pada turunnya hujan. Menurut jumhur ulama, aturan melaksanakan salat istiska yaitu sunah muakkad. Berkaitan dengan salat istiska terdapat hadis Rasulullah yang artinya: Dari Anas bin Malik r.a., ia berkata: ”Bahwasanya Rasulullah saw. beristiska, kemudian ia mengisyaratkan kedua telapak tangannya ke langit.” (H.R. Muslim)


Guru dan siswa melaksankan salat istiska

Ketentuan Pelaksanaan
Salat istiska dilaksanakan dua rakaat secara berjamaah di lapangan terbuka, tanpa azan dan iqamah. Menurut jumhur ulama, bacaan dalam salat istiska yaitu jahr (dibaca dengan bunyi keras) ibarat salat id. Untuk waktu pelaksanaan salat istiska tidak ada ketetapannya. Salat istiska boleh dilaksanakan kapan pun, kecuali pada waktu tidak dibolehkan melaksanakan salat, ibarat waktu terbitnya matahari, waktu matahari di tengah-tengah langit, dan waktu terbenamnya matahari.

Tentang cara pelaksanaan salat istiska, jumhur ulama beropini harus secara berjamaah dengan dua kali khotbah sebelum salat dikerjakan. Ada beberapa hal yang dianjurkan dalam pelaksanaan salat istiska, yaitu sebagai berikut.
  1. Jamaah dianjurkan untuk bertobat dari segala perbuatan tercela yang telah mereka lakukan. Jamaah juga dianjurkan semoga senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan dengan melaksanakan aneka macam amal kebajikan.
  2. Imam bahu-membahu jamaah menuju lapangan terbuka untuk melaksanakan salat tersebut selama tiga hari berturut-turut.
  3. Jamaah yang akan melaksanakan salat istiska tersebut sebelumnya dianjurkan membersihkan jasmani, ibarat memotong kuku dan menggosok gigi.
  4. Rombongan jamaah semoga berjalan dengan penuh tunduk dan khusyuk serta menggunakan pakaian yang sederhana.
  5. Salat istiska dilaksanakan di lapangan terbuka.
  6. Berdoa dan meminta ampun kepada Tuhan sebanyak-banyaknya.
  7. Jika petir telah muncul, seluruh jamaah dianjurkan bertasbih.
  8. Dianjurkan mengajak seluruh ulama dan cendekiawan yang ada di tempat tersebut untuk melaksanakan salat istiska.  (Sulaiman Rasyid, 1995: halaman 141–142)

Salat Gerhana
Pengertian Salat Gerhana
Salat khusuf yaitu salat yang dianjurkan kepada umat Islam dikala terjadinya gerhana bulan. Salat kusuf yaitu salat yang dianjurkan untuk dilaksanakan dikala terjadinya gerhana matahari. Salat ini perlu dikerjakan untuk menunjukkan kebesaran Tuhan dan lemahnya insan di hadapan-Nya.

Hukum salat gerhana yaitu sunah muakkad. Salat gerhana matahari dan bulan dianjurkan untuk dilaksanakan oleh seluruh umat Islam, baik dalam keadaan bermukim maupun dikala dalam perjalanan, baik pria maupun perempuan. Waktu pelaksanaan salat gerhana matahari maupun gerhana bulan yaitu dikala terjadinya gerhana tersebut.

Salat gerhana

Ketentuan Pelaksanaan
Terdapat perbedaan pendapat ulama berkaitan dengan tata cara pelaksanaan salat gerhana. Menurut jumhur ulama, salat gerhana dilaksanakan dua rakaat dan pada setiap rakaat dua kali berdiri, dua kali rukuk, dua kali membaca ayat, dan dua kali sujud. Tata urutan pelaksanaan salat gerhana sebagai berikut.
  1. Salat khusuf dilaksanakan sebanyak dua rakaat.
  2. Berniat mengerjakan salat khusuf. Jika terjadi gerhana bulan, kita disunahkan mengerjakan salat sunah khusuf.
  3. Berdiri dan melaksanakan takbiratul ihram.
  4. Membaca doa iftitah dilanjutkan Surah al-Fatihah [1].
  5. Membaca ayat-ayat Al-Quran, lebih utama yang jumlah ayatnya panjang.
  6. Rukuk dengan waktu yang hampir sama dengan waktu berdirinya.
  7. Berdiri kembali dengan membaca Surah al-Fatihah [1] dan surah Al-Qur’an yang lebih pendek dibandingkan dengan berdiri yang pertama.
  8. Rukuk dengan waktu yang hampir sama dengan dikala berdiri.
  9. Iktidal.
  10. Sujud.
  11. Duduk di antara dua sujud.
  12. Kembali berdiri untuk melaksanakan rakaat kedua.
  13. Untuk rakaat kedua sama ibarat pada rakaat pertama, dilanjutkan dengan tasyahud dan mengucapkan salam. (Sulaiman Rasyid, 1995: halaman 138–140)
Selain ketiga salat sunah yang disebutkan di atas, salat sunah secara berjamaah yang terkenal dikerjakan yaitu salat tarawih. Salat sunah ini intinya sanggup dikerjakan secara berjamaah ataupun munfarid dengan jumlah rakaat yang terdapat perbedaan pendapat.

Salat Sunah Secara Munfarid
Salat sunah selain dilakukan secara berjamaah, ada pula yang dikerjakan secara munfarid. Salat sunah yang sanggup dikerjakan secara munfarid banyak macamnya.

Salat Tahajud
Pengertian Salat Tahajud
Secara bahasa, tahajud artinya berdiri dari tidur pada malam hari. Dengan demikian, salat tahajud sanggup diartikan dengan salat sunah yang dikerjakan pada waktu malam hari hingga menjelang subuh. Salat tahajud juga disebut dengan salatul-lail (salat malam) atau qiya mul-lail (melaksanakan salat malam).

Salat tahajud

Hukum salat tahajud yaitu sunah muakkad, yaitu sunah yang sangat penting untuk dikerjakan oleh umat muslim. Dalil yang menjelaskan wacana perintah salat tahajud sebagaimana disebutkan pada ayat dan hadis yang berbunyi sebagai berikut:

Wa minal-laili fatahajjad bihinafilatal-laka ‘asaay yab‘as.aka rabbuka maqamam mah.muda-(n).

Artinya: Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) suplemen bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.(Q.S. al-Isra-’ [17]: 79)

Artinya: Dari Bilal, bekerjsama Rasulullah saw. bersabda: ”Biasakanlah sembahyang malam lantaran ia kebiasaan orang-orang s.alihin yang sebelummu, dan sesungguhnya sembahyang malam itu mendekatkan kau kepada Allah, mencegah kau dari dosa, menebus dosa-dosa, dan mengusir penyakit dari badan". (H.R. Tirmiz.i-)

Salat tahajud lebih utama jikalau dikerjakan pada sepertiga malam terakhir. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis dari Abu Hurairah yang artinya: ”Allah pada setiap malam turun ke langit dunia, dikala hingga pada sepertiga final malam Tuhan berfirman, ’Barang siapa berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya, barang siapa yang meminta kepada-Ku pasti akan Aku berikan, dan barang siapa memohon ampun kepada-Ku pasti akan Aku ampuni.” (H.R. Jamaah)

Salat tahajud sangat penting untuk dikerjakan oleh setiap muslim. Oleh lantaran pentingnya salat ini, Rasulullah selalu membiasakan diri mengerjakan salat tahajud setiap malam. Bahkan, Rasulullah mengerjakannya sangat usang sampai-sampai kakinya infeksi lantaran lamanya berdiri.

Ketentuan Salat Tahajud
Untuk jumlah rakaat salat tahajud, tidak ada batasannya. Ada yang beropini tiga belas rakaat, dengan tiga rakaat di antaranya yaitu salat witir. Ada pula yang menyampaikan sebelas rakaat, tiga rakaat di antaranya witir. Jumlah rakaat salat tahajud boleh berapa saja banyaknya. Bahkan, dibolehkan juga dengan mengerjakan hanya dua rakaat dan satu witir. Untuk tempat mengerjakannya, disunahkan dilakukan di rumah. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah saw. yang artinya: ”Seyogyanya kau melaksanakan salat (sunah) di rumahmu. Sesungguhnya sebaik-baik salat seseorang yaitu di rumahnya, kecuali salat fardu.” (H.R. Muslim)

Tata cara pelaksanaan salat tahajud sebagai berikut.
  1. Membersihkan diri sehabis tidur dan berwudu.
  2. Berniat salat tahajud. Jika niatnya dilafalkan, contohnya berbunyi sebagai berikut. Artinya:Sengaja saya salat tahajud dua rakaat lantaran Tuhan Ta’ala.
  3. Bacaan salat tahajud boleh nyaring dan boleh perlahan.
  4. Salat tahajud dengan dua rakaat sekali salam.
  5. Apabila sudah merasa cukup rakaatnya (8 atau 10 rakaat), kemudian diakhiri dengan salat witir tiga rakaat.
  6. Diakhiri dengan berzikir dan berdoa.
Penyempurnaan Salat Tahajud
Agar ibadah salat tahajud lebih sempurna, kita perlu melaksanakan beberapa hal berikut ini.
  1. Mulai berniat untuk salat tahajud semenjak sebelum tidur. Dengan cara ini, jikalau kita ternyata tidak terjaga hingga memasuki waktu subuh, niat tersebut sudah dicatat Tuhan Swt. sebagai sebuah kebaikan.
  2. Membersihkan muka dan bersiwak (menggosok gigi) serta berwudu.
  3. Berzikir dan membaca Al-Qur’an.
  4. Memulai salat tahajud dengan salat dua rakaat yang ringan (salat iftitah.).
  5. Memperpanjang bacaan salat termasuk rukuk dan sujudnya.
  6. Tidur sebelum salat dan jikalau masih mengantuk, dibolehkan menunda salat hingga hilang kantuknya.
  7. Mengajak keluarga untuk bahu-membahu salat tahajud.
  8. Melakukan salat tahajud setiap hari.

Salat Istikharah
Pengertian Salat Istikharah
Secara bahasa, kata istikharah berasal dari bahasa Arab yang bermakna meminta atau memohon sesuatu yang lebih baik. Dengan demikian, secara istilah sanggup diartikan dengan salat sunah dua rakaat yang diiringi dengan doa tertentu, untuk memohon petunjuk yang baik kepada Tuhan terhadap rencana yang masih ragu untuk diputuskan.

Setelah melaksanakan salat istikharah dan berdoa, petunjuk Tuhan Swt. biasanya diperoleh melalui mimpi wacana pilihan melaksanakan pekerjaan atau kepentingan yang terbaik. Pekerjaan atau kepentingan tersebut bisa bersifat pribadi maupun umum.

Bingung
Hukum melaksanakan salat istikharah yaitu sunah. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah berbunyi: Artinya:Dari Jabir bin Abdullah r.a. berkata: Rasulullah saw. mengajarkan kepada kami cara salat istikharah dalam beberapa urusan, seluruhnya sebagaimana kami ingin mengetahui surah AlQur’an, ia bersabda: ”Apabila di antara kau sekalian mempunyai maksud dalam suatu urusan, maka hendaklah ia salat dua rakaat selain salat fardu . . . .” (H.R. Bukha ri-).

Memohonlah petunjuk kepada Tuhan dengan mengerjakan salat istikharah.
Dalam hadis riwayat lain, pada final hadisnya menggunakan redaksi yang berbeda, yaitu, ”Maka hendaklah dia melaksanakan salat dua rakaat, selain salat fardu.”

Ketentuan Salat Istikharah
Tata cara pelaksanaan salat istikharah sama dengan salat-salat yang lain. Jumhur ulama beropini bahwa jumlah rakaat salat istikharah ada dua, tetapi berdasarkan Ibnu Hajar al-Asqalani dibolehkan lebih dari dua rakaat dengan salam setiap dua rakaat. Untuk bacaan surah yang dipilih, dianjurkan pada rakaat pertama sehabis membaca Surah al-Fatihah [1] diteruskan membaca Surah al-Kafirun [109]. Sedangkan untuk rakaat kedua membaca Surah al-Ikhlas.[112]. Ibnu Hajar al-Asqalani beropini lain, yaitu sehabis membaca Surah al-Kafirun [109] pada rakaat pertama dilanjutkan dengan Surah al-Qas.as.[28] ayat 68 dan sehabis membaca Surah al-Ikhlas.[112] pada rakaat kedua dilanjutkan dengan membaca Surah al-Ah.zab [33] ayat36.

Tata cara melaksanakan salat istikharah secara ringkas sebagai berikut.
  1. Bersuci atau berwudu.
  2. Berniat salat istikharah dua rakaat. Niat salat istikharah jikalau dilafalkan sebagai berikut. Artinya:Sengaja saya salat istikharah dua rakaat lantaran Tuhan Ta’ala.
  3. Setelah membaca Surah al-Fatihah [1] pada rakaat pertama,dilanjutkan dengan membaca Surah al-Kafirun [109]. Setelah membaca Surah al-Fatihah [1] pada rakaat kedua, dilanjutkan membaca Surah al-Ikhlas.[112].
  4. Setelah selesai salat kemudian membaca doa istikharah.

Bacaan doa istikharah sangat khusus dan berpadu dengan salatnya, ibarat yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Bacaan doanya berbunyi sebagai berikut.
Artinya: Ya Allah, sungguh saya memohon petunjuk yang baik kepadaMu dengan ilmu-Mu, saya memohon kemampuan kepada-Mu dari kekuasaan-Mu, saya memohon anugerah-Mu yang agung, lantaran hanya Engkaulah ilahi sementara saya lemah, Engkaulah Yang Mengetahui dan saya tidak mengetahui, dan Engkaulah yang Maha Mengetahui segala yang gaib. Ya Allah, jikalau Engkau mengetahui bahwa urusan ini (disebutkan kasus atau urusan apa) baik bagiku di dalam agamaku, kehidupanku, dan kesudahan hidupku (dalam urusan dunia dan akhiratku), maka jadikanlah saya bisa untuk melaksanakannya, mudahkanlah ia bagiku, dan berkatilah saya di dalamnya. Jika Engkau mengetahui bahwa urusan itu jelek bagiku di dalam agamaku, kehidupanku, dan kesudahan hidupku (dalam urusan dunia dan akhiratku), maka jauhkanlah ia dariku dan jauhkanlah saya darinya. Jadikanlah kebaikan itu bagiku di mana pun, kemudian jadikanlah saya rida kepadanya. 

Agar pelaksanaan salat istikharah bisa lebih sempurna, perlu dilengkapi dengan melaksanakan hal-hal sebagai berikut.
  1. Waktu mengerjakannya sebaiknya dalam suasana tenang dan sunyi, contohnya pada malam hari sebelum tidur atau pada sepertiga malam yang terakhir.
  2. Berdoa harus dilakukan dengan benar-benar khusyuk, lantaran biasanya sehabis doa selesai dibaca, sanggup dirasakan sesuatu yang pertama kali masuk ke hati (semacam arahan kebaikan).
  3. Setelah salat dan berdoa, sebaiknya pribadi tidur dengan keadaan yang masih suci (tidak batal wudu) dan tidur dengan menghadap kiblat.
Setelah kita mempelajari ketentuan salat sunah, baik yang dilakukan secara berjamaah maupun munfarid, perlu membiasakan hal-hal berikut ini.
  1. Menyempurnakan ibadah salat wajib lima waktu dalam sehari dengan memperhatikan syarat-syarat dan rukun-rukunnya.
  2. Mengerjakan salat wajib dan sunah lantaran lapang dada mengharapkan rida dari Tuhan Swt.
  3. Mengerjakan salat wajib dan sunah secara khusyuk.
  4. Mengerjakan salat sunah yang paling ringan dahulu, ibarat salat sunah rawatib.
  5. Membuat sasaran dalam mengerjakan salat sunah.
  6. Membiasakan mengerjakan salat sunah dalam keadaan apa pun.
  7. Memperbanyak berzikir dan berdoa kepada Tuhan sehabis salat.

Semoga kita semua sanggup mengamalkan salat-salat sunah di atas! Amin


No comments:

Post a Comment