Saturday 30 September 2017

Kisah Pedagang Yang Budiman


Sera yaitu seorang pedagang keliling. Ia ramah dan selalu gembira. Sambil menyusuri jalan ia menjajakan barang jualannya, "Barang bagus! Barang bagus! Siapa mau beli? Siapa mau beli?"

Sera senang bila ibu-ibu mau membelikan belum dewasa mereka barang yang bagus. Hatinya puas melihat belum dewasa tersenyum bahagia. Suatu hari, ketika Sera sedang menyusuri jalan, ia melihat pedagang keliling lain berjulukan Taro.



"Pergi Sera!" seru Taro marah. "Ini jalanku! Aku lebih dulu berada di jalan ini! Kau boleh berdagang di sini sesudah saya pergi!"

Sera segera pindah ke jalan lain. Taro mengetuk pintu rumah pertama.

Seorang gadis kecil membuka pintu.

"Oh, Nenek!" katanya. "Maukah Nenek membelikanku sesuatu?"

"Kita tidak punya uang," kata Nenek. "Tapi coba tanya pedagang itu. Apa ia mau menukar barang yang kau suka dengan kendi hitam kita?"

Ketika si gadis keluar, ia memperlihatkan kendi hitam pada Taro. Taro mengamati kemudian menciptakan gesekan kecil pada kendi itu. Ia sangat terkejut, ternyata kendi hitam itu terbuat dari emas. Timbul wangsit liciknya. Wanita renta ini tidak tahu kendinya terbuat dari emas. Akan kukatakan kendi ini jelek. Lantas saya pergi. Nanti saya kembali dan membelinya dengan harga yang sangat murah. Begitu pikir Taro. Lalu ia berkata, "Kendi ini tidak bagus!" Setelah mengembalikan kendi pada gadis, ia segera pergi.

Tak usang kemudian, Sera melewati jalan itu. "Barang bagus!" serunya. "Siapa mau beli? Siapa mau beli?"

Saat gadis kecil itu melihat Sera, ia berkata, "Nenek, boleh saya bertanya ke pedagang itu? Mungkin ia mau menukar barang yang kubutuhkan dengan kendi ini…"

"Kata pedagang yang tadi kendi ini jelek," sahut Nenek. "Tapi coba tanya pada pedagang ini."

Gadis kecil itu memanggil Sera. "Maukah Bapak menukar kendi nenekku dengan barang manis yang kubutuhkan?"

Sera mengamati kendi itu. Ia melihat gesekan yang telah dibentuk oleh Taro.

"Nyonya!" katanya pada si Nenek. "Kendi ini terbuat dari emas!"

Nenek memandang dengan takjub. "Tetapi kata pedagang yang tadi, kendi ini tidak bagus!" sahutnya.

"Oh tidak," kata Sera. "Kendi ini terbuat dari emas. Aku akan membayar dengan semua uangku yang ada. Lalu saya akan kembali membawa uang lebih banyak."

Ia tersenyum pada gadis kecil itu. "Gadis kecil, ambillah beberapa barang yang kau mau," katanya.

Setelah Sera pergi, datanglah Taro si pedagang pertama tadi. Ia berkata, "Aku telah berjalan jauh. Tapi saya teringat pada cucumu yang ingin barang daganganku. Aku akan memberi beberapa yang ia mau. Tukarlah dengan kendi hitam renta milikmu."

Nenek kemudian menceritakan apa kata Sera ihwal kendi tuanya. "ia memberi kami uang banyak. Nanti ia akan kembali membawa uang lebih banyak."

"Uang lebih banyak?" seru Taro kecewa. "Dia harus memberiku uang juga.

Bagaimanapun, saya yang pertama melihat kendi itu!" Taro terus bersungut-sungut. Gadis kecil dan neneknya hanya tersenyum geli melihatnya. Mereka bersyukur bertemu Sera si pedagang yang jujur.

Besoknya, Sera berhasil menjual kendi dengan harga tinggi. Ia membayar lebih banyak pada Nenek. Saat pulang, ia berkata pada istrinya, "Aku telah melaksanakan yang terbaik untuk kendi itu. Aku telah melaksanakan yang terbaik, sangat baik."

"Apakah kau akan kaya?" tanya istrinya.

"Benar," kata Sera. "Aku merasa kaya sekarang, alasannya yaitu bisa memperlihatkan sesuatu kepada orang yang tidak mampu. Mampu membantu orang lain yang kesusahan, membuatku merasa sangat bahagia…"


No comments:

Post a Comment