Saturday 19 August 2017

Pengabdian Istri Yang Rela Dimadu


Aku begitu syukur mengenal mas ariel, beliau suami yang benar-benar mencintaiku dan mendapatkan saya apa adanya, kami menikah dan menempati rumah dukungan ibuku. Pernikahan kami sudah memasuki tahun ke-10, tapi gejala kehamilan itu tak pernah saya dapatkan. Doa dan periksa ke dokter sering kami lakukan tapi dewa belum mempercayakan merawat seorang bayi untuku.

Hingga suatu hari saya dan mas ariel jalan-jalan ke kota, kami bertemu sahabat usang kami, mereka sudah memilik dua anak, tanpa kami sadari mereka bertanya kapan kami memiliki seorang anak sebab umur kami yang semakin tua, mas ariel hanya sanggup tersenyum tanpa membalas, ku lihat di raut wajahnya begitu bahagianya beliau melihat anak sahabat kami bermain dengan lincahnya. Hatiku perih melihat itu semua, tapi saya tak sanggup untuk melaksanakan apa-apa, sebab saya tahu ini semua sudah takdir.



Semenjak pertemuan dengan temanku itu, ku lihat mas ariel sering termangu dan menyendiri, beliau lebih sering menghabiskan waktu di rumah orang tuanya hanya untuk bercanda dengan keponakanya, saya pun tak sanggup melarang, mas ariel telah berubah beliau semakin jauh denganku suamiku telah hilang kehangatanya dalam rumahku.

Waktu jam menandakan 12, mas ariel belum tidur juga ku lihat beliau melihat majalah bawah umur sambil tersenyum sendiri, Aku hanya sanggup menyesali ini semua, sehingga mendorongku ingin saya menyuruh mas ariel menikah lagi.

”Menikahlah...siapa tahu buah hati itu akan mas dapatkan, maafkan saya yang belum sanggup memberimu seorang anak...” ujarku..tanpa saya sadari suamiku memelukku beliau menangis beliau tumpahkan perasaan yang selama ini mengganjal di hatinya, beliau iri melihat teman-temannya bermain dan menggendong seorang anak.

Seketika kami pun bertangis-tangisan, sejak itu saya pun mendorong suamiku menikah lagi, asal komitmen jangan pernah ceraikan saya nanti.

Setelah beberapa bulan
Suamiku menemukan tambatan hati barunya, beliau perempuan janda yang memilki 2 anak dengan suaminya yang dulu, sekarang gres ku tahu perempuan itu mantan pacar Sekolah Menengan Atas suamiku dulu. Pernikahan itu pun terjadi di rumahku saya hanya sanggup mengintip di balik kelambu kamarku, disaksikan keluarga mas ariel dan keluarga perempuan itu..pernikahan yang sederhana itu terlihat begitu bahagia, Ku intip suamiku ketika ijab kabul..aku hanya sanggup bisa menahan tangis takut orang lain tahu dan akibat pernikahan itu ku lihat mas ariel masuk berdua dengan istrinya di kamar sebelah kamarku tanpa menoleh ke aku. Lagi-lagi saya hanya sanggup menangis di kamar sendirian.

Tiga Bulan pernikahan itu
Ku dengar kabar istrinya hamil. Ku lihat suamiku bergembira bahagia. Ku ucap selamat pada suamiku beserta istrinya..iya kami memang tinggal serumah tapi saya berusaha baik terhadap maduku.

Hinggal kehamilan di bulan yang ke tiga, suamiku mendapatkan pekerjaan di kantor negara... kebahagian kami berlimpah-ruah.

Tapi sayang, semua kebahagiaan itu tak pernah saya rasakan sebab suamiku tiba-tiba berubah, sikapnya hirau taacuh terhadapku tapi tidak dengan perempuan itu, suamiku semakin sayang dengan beliau sebab kehamilan beliau yang semakin besar sebab itulah perempuan itu semakin tak terkendali…dia semakin ingin menguasai segala hal di rumah kami beliau akan murka kalau suamiku menyapaku beliau akan murka kalau uang bulanan diserahkan ke padaku, beliau akan murka kalau saya terlambat bangkit untuk membikinkan sarapan untuk mereka, saya akan di maki bila mencuci pakaian mereka kurang bersih.

Mengetahui ini semua suamiku hanya membisu tanpa membelaku sedikitpun. Kini saya merasa bagaikan budak di rumahku sendiri. saya tak sanggup untuk melawan sebab saya yakin suamiku akan manyalahkan aku.

Tanpa ku sadari..hari itu ketika saya membersihkan lantai ku lihat perempuan itu berjalan ke luar dari kamarnya saya teriak ku kasih tahu lantai itu masih berair tapi terlambat beliau terjatuh dan mengalami pendarahan seketika perempuan itu teriak dan menyampaikan saya sengaja ingin membunuh bayi mereka,,mas ariel yang kaget dan keluar dari kamar seketika menolong perempuan itu dan mengangkatnya masuk ke kamar ku lihat di kedua kakinya mengeluarkan darah, tanpa saya sadari mas ariel tiba menghampiriku beliau menamparku dan menendangku sampai saya jatuh tersungkur dengan teriak beliau katakan saya sengaja ingin membunuh bayinya sebab saya iri.

Ya Tuhan cobaan apa lagi ini, saya tak sanggup membela sebab lantaran itu tak berkhasiat saya hanya sanggup menangis tersungkur di tanah, tendangan demi tendangan saya terima kemarahan mas ariel menciptakan beliau kalap, saya hanya sanggup membisu dan menangis sambil meminta maaf tapi tak dihiraukan. Pukulan dan tendangan itu berhenti seketika sesudah Ambulance datang. Sebelum berangkat ke rumah sakit ku dengar bahaya mas ariel  ”awas kalau terjadi sesuatu sama anakku ceraikan kamu..” seketika runtuh hati ini, air mata ini jatuh kolam penderasan yang deras..

Kini saya gres tahu, tak ada gunanya saya bertahan, dengan sisa uang yang saya miliki saya pun bergegas ke salah satu penampungan di kotaku, sekarang saya hanya sanggup berdoa semoga mereka senang tanpa saya di tengah-tengah mereka. Dan ku dengar lagi kabar bayi mereka lahir prematur tapi ku ucap syukur bayi itu sehat-sehat saja.

Semoga kau senang mas ariel dengan istri dan anakmu, biarlah saya jalani hidup sendiri di perantuan nanti.

Salam santun dan keep istiqomah …

Semoha bermanfaat
Silahkan dishare

No comments:

Post a Comment