Friday 25 August 2017

Doa Si Budak Hitam Yang Mustajabah


Bismillahirohmaanirrohiim. 
Sudah lama, kemarau panjang melanda wilayah Basrah. Karena hujan belum juga tiba, penduduknya menunaikan shalat Istisqa' (shalat minta hujan) di lapangan. Di antara mereka ada Malik bin Dinar dan salah seorang sahabatnya yang shaleh, namun tetap saja hujan tak kunjung turun. Penduduk Basrah berulang kali menunaikan shalat Istisqa', namun belum ada hasilnya. 

Sampai suatu ketika, Malik bin Dinar dan sahabatnya melangkahkan kakinya ke masjid. Keduanya duduk di sana dengan perasaan sedih. Tiba-tiba seorang budak hitam berperawakan kurus dan mengenakan pakaian yang tipis masuk ke masjid tanpa melihat keberadaan mereka. 


Dia menunaikan shalat dua rakaat kemudian menengadahkan kedua tangan dan menghadapkan wajahnya ke arah langit seraya berkata, "Wahai Tuhanku, berapa lagi hamba-Mu yang rugi lantaran permohonannya Engkau tolak? Apakah milik-Mu berkurang ataukah simpanan kerajaan dan rahmat-Mu telah habis?  Aku bersumpah kepada-Mu demi cinta-Mu kepadaku, turunkanlah hujan kepada kami dikala ini juga."

Sungguh luar biasa. Tak berselang lama, langit menghitam. Mendung berarakan. Selarik kilat muncul di angkasa membuktikan hujan segera datang. Sejurus kemudian, hujan mengguyur dengan deras. Langit menggerojokkan karunia yang luar biasa yang sudah usang ditunggu warga Bashrah. 

Kejadian tersebut menciptakan Malik bin Dinar dan sahabatnya terkesima. Mereka sungguh tak menerka doa si budak hitam yang dilihatnya di dalam masjid ternyata di kabulkan oleh Yang Mahakuasa swt. secepat itu. Karena diliputi rasa penasaran, keduanya pun menghampiri budak tersebut. 

"Nak, apa kau tidak aib dengan apa yang kau katakan tadi?" tanya Malik bin Dinar. 

"Memangnya tadi saya berkata apa?" budak itu balik bertanya. 

"Tadi kau mengatakan, Aku bersumpah kepada-Mu demi cinta-Mu kepada-Ku. Darimana kau tahu bahwa Dia mencintaimu?" 

"Menyingkirlah dariku, wahai orang yang sibuk dengan dirinya sendiri hingga melupakan Tuhannya. Di mana kau berada dikala saya Dia mengistimewakanku dengan tauhid dan makrifat-Nya terhadapku dan kecintaanku terhadap-Nya?" 

Setelah perbincangan singkat itu, si budak beranjak meninggalkan mereka. Malik bin Dinar dan temannya membuntuti dan ternyata ia memasuki rumah pedagang budak. Keduanya masih dibentuk ingin tau dengan obrolan tersebut. Tampaknya mereka hendak mengetahui lebih jauh wacana jati diri si budak itu.

Pagi harinya, Malik bin Dinar pergi ke rumah pedagang budak tersebut. Tuan rumah segera menawarinya budak-budak yang dimilikinya yang jumlahnya mencapai ratusan lantaran berpikir tamunya akan membeli budaknya.

Hingga budak yang dimaksud diperlihatkan, Malik bin Dinar berkata, "ini ia budak yang saya inginkan!" Malik bin Dinar kemudian membelinya dan segera mengajak pergi dari daerah itu. 

Di tengah perjalanan, si budak hitam bertanya, "Wahai tuanku, mengapa Anda membeliku padahal saya tidak dapat melayanimu (dengan baik)?"

"Aku membelimu biar saya dapat melayanimu," jawab Malik bin Dinar. 

Rupanya Malik bin Dinar sudah tahu bahwa budak itu bukanlah orang yang sembarangan. Budak itu yaitu orang shaleh. Sebab, berdasarkan Malik bin Dinar, mustahil doa si budak di masjid untuk meminta hujan itu dikabulkan Yang Mahakuasa demikian cepat, jikalau budak tersebut orang biasa-biasa saja. Sementara ia sendiri dan sahabatnya yang shaleh, juga penduduk Basrah sudah melaksanakan rangkaian ritual shalat Istisqa' namun hujan tak datang-datang. 

Di samping itu, Malik bin Dinar juga merenung ternyata doa si budak hitam tersebut menggambarkan betapa dekatnya si budak hitam selaku pendoa dengan Tuhan yang dimintai doa. Terlebih lagi, ketika si budak hitam itu seakan menyindir dirinya (Malik bin Dinar)  yang dikatakan hanya sibuk dengan dirinya sendiri hingga melupakan Tuhan. Ini tentu bukanlah perkataan orang sembarangan. 

"Apakah kemarin Anda melihatku?" tanya si budak tersebut memecahkan suasana.

"Ya," jawab Malik bin Dinar. 

Si budak itu melongo sejenak. Keduanya tetap melanjutkan perjalanan hingga sampailah mereka di masjid terdekat. Budak itu meminta izin untuk masuk ke masjid.  Dia kemudian menunaikan shalat dua rakaat, kemudian berdoa.

Dalam doanya, ia berkata, "Duhai Tuhanku! Rahasia di antara kita sudah terbongkar, sehingga kehidupan tidak lagi mengenakkan bagiku. Karena itu, ambillah saya ke sisih-Mu."

Kemudian budak itu sujud demikian lama. Lantaran lama, Malik bin Dinar mencoba membangunkannya. Budak itu tak bergerak.  Ternyata budak itu sudah meninggal dunia. 

Dari dongeng pertemuan Malik bin Dinar (yang kita kenal sebagai andal hadits), dengan budak hitam yang misterius membuahkan pelajaran yang dapat kita ambil hikmahnya. 
  1. Orang-orang shaleh lebih suka melaksanakan kebaikan tanpa ingin di ketahui jati  dirinya lantaran mereka hanya mengharapkan ridha Allah.
  2. Kita jangan menilai seseorang dari sisi penampilannya atau statusnya. sebab, parameter seseorang mulia di sisih Yang Mahakuasa swt. yaitu dari sisi ketakwaannya (QS. Al-Hujurat: 13).
  3. Ungkapan, "undzur ila ma qala wala tandzur man qala (perhatikanlah  terhadap apa yang dikatakan, jangan memperhatikan siapa yang berkata) ada benarnya. 
Sumber: (Dr. Anwar Wardah, Rahasia antara kita sudah terbongkar, dalam Aku Ingat Dirimu Saat Aku Lupa Tuhanku, Zaman, Jakarta, 2013)

No comments:

Post a Comment