Sunday 4 December 2016

Kisah Sobat Nabi: Bubuk Salamah Bin Abdul Asad


Cemerlang Seperti Bintang Jatuh
Ada orang-orang yang hidup sebentar tetapi berhasil menciptakan prestasi gemilang. Persis menyerupai bintang jatuh. Berbeda dengan komet yang sanggup tampak cemerlang demikian lama, bintang jatuh hanya tampak cemerlang dalam sesaat. Tetapi kecemerlangannya tetap diingat banyak orang yang kebetulan mendongak cepat berlalu, menyebabkan kesan murung dari perasaan sayang.

Akibat kelalaian pasukan pemanah, Kaum Muslimin menelan kekalahan di Uhud. Dalam pertempuran itu, Abu Salamah menderita luka. Perlahan lukanya berangsur sembuh. Namun luka yang diderita Kaum Muslimin lebih sulit disembuhkan. Luka itu berupa bahaya dari beberapa suku untuk menghantam Madinah alasannya ialah mereka menganggap penduduknya sedang dalam keadaan lemah akhir dikalahkan di Uhud.


Hal itu segera terbukti. Tulaiha bin Khualid dan Salama bin Khualid sedang mengerahkan Banu Asad untuk menyerang Madinah dengan tujuan untuk merampas ternak Kaum Muslimin. Begitu gosip ini tiba, Rasulullah Saw segera bertindak. Beliau mengerahkan pasukan gerak cepat diam-diam yang tangguh dan sanggup diandalkan.

Pasukan itu dipimpin oleh Abu Salamah. Jumlah pasukannya 150 prajurit berkuda. Beberapa sahabat besar ada di dalamnya menyerupai Abu Ubaidah bin Jarrah, Sa'ad bin Abi Waqqash dan Usaid bin Hudzair. Rasulullah memerintahkan semoga mereka berjalan di malam hari dan bersembunyi di siang hari. Mereka harus menempuh jalan yang sulit dan tidak biasa. Perintah ini dilaksanakan dengan sangat baik oleh Abu Salamah. Ia mengerti sekali maksud semua strategi itu.

"Rasulullah Saw menghendaki serangan mendadak," demikian pikir Abu Salamah. "Dengan demikian serangan lebih mungkin untuk berhasil dan korban dipihak sendiri akan kecil."

Taktik itu berhasil. Karena diserang mendadak, pasukan musyrikin kabur serabutan tanpa sempat melawan. Abu Salamah membagi pasukan menjadi tiga : dua pasukan bertugas mengejar musuh yang melarikan diri dan satu pasukan tinggal di tempat.

Sayang, kiprah yang berat itu menciptakan luka yang didapat Abu Salamah di Perang Uhud, kembali terbuka. Luka itulah yang mengantarkanya syahid, tak usang sehabis pasukan datang kembali ke Madinah.


No comments:

Post a Comment