Monday 28 November 2016

Kisah Singkat Amru Bin Ash


Amru bin Ash lahir setengah era sebelum hijrah. Beliau salah seorang Arab yang cendekia dan jenius. Lantang dan fasih berbicara. Memiliki daya pikir yang luar biasa dan mempunyai pandangan yang jauh. Ayahnya (Ash bin Wail) seorang tokoh dan penguasa Arab zaman Jahiliah. Amru bin Ash meninggalkan kenangan yang mengagumkan dan menarik perhatian dunia selama kurun waktu yang sangat panjang.

Pada ketika sebagian kaum Muslimin hijrah ke Habasyah atas izin Nabi, bangsa Quraisy tidak mendapatkan orang yang pantas untuk merayu Najasyi, raja Habasyah ketika itu, untuk mengembalikan kaum muhajirin kecuali Amru bin Ash. Bangsa Quraisy memilihnya alasannya mengetahui kecerdikan dan eratnya hubungan antara mereka berdua. Tetapi sehabis mendengarkan kata-kata Amru bin Ash dan kaum muhajirin Muslim, hati Najasyi malah menjadi yakin dan tenang, kemudian memeluk Islam.



Memeluk Islam
Ketika hendak pulang dari Habasyah, Amru bin Ash diajak oleh Najasyi untuk memeluk Islam sehabis disampaikan betapa besar karunia Tuhan yang diberikan kepada bangsa Arab dengan‎ diutusnya Nabi Muhammad kepada mereka. Nasihat yang disampaikan oleh raja yang besar menyerupai Najasyi itu ternyata masuk ke dalam hati Amru bin Ash. Dia pun mulai tertarik kepada Islam, alhasil hatinya dibuka oleh Tuhan untuk mendapatkan petunjuk pada tahun ke 8 H.

Amru bin Ash bertekad untuk menemui Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam di Madinah. Di tengah jalan dia bertemu dengan Khalid bin Walid dan Usman bin Thalhah, ternyata tujuan mereka yaitu sama.

Setibanya mereka bertiga di hadapan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, Khalid bin Walid dan Usman bin Thalhah pribadi memberikan kesepakatan setia kepada Nabi, sedang Amru malah memegangi tangan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam hingga menciptakan dia mengatakan, “Kenapa kau ini wahai Amru?” Dia menjawab, “Saya akan memberikan kesepakatan setia asal Tuhan mengampuni dosa-dosaku yang telah lewat.” Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Islam dan Hijrah menghapus hal-hal yang telah lalu.” Dia pun memberikan sumpah suci.

Setelah Nabi tahu kecerdikan, kejeniusan dan keberaniannya, dia ditugasi untuk menjadi panglima dalam perang Zatus Salasil.

Perjuangannya di jalan Alloh ‘Azza wa Jalla
Pada masa Abu Bakar Sidik, Amru bin Ash mempunyai kiprah besar dalam meredam pemberontakan kaum murtad. Sedang pada masa Umar bin Khatab Amru bin Assh berhasil menaklukan Palestina dan Mesir. Tidak perlu dijelaskan lagi tentunya betapa penting dua penaklukan itu. Penaklukan Palestina telah menawarkan keamanan kawasan pantai Syuria kepada kaum Muslimin. Penaklukan Mesir yaitu pintu gerbang Islam menuju Afrika, negeri-negeri Arab Magribi dan Spanyol di kemudian hari.

Kata-kata mutiara yang pernah dia ucapkan
Laki-laki ada tiga: Sempurna, setengah pria dan bukan pria sama sekali. Yang tepat yaitu pria yang agama dan akalnya disempurnakan oleh Alloh ‘Azza wa Jalla. Orang ini apabila hendak mengambil keputusan selalu meminta pertimbangan kepada para ahli. Dengan begitu dia selalu benar dalam semua tindakannya. Adapun yang setengah yaitu pria yang agama dan akalnya tidak disempurnakan oleh Alloh ‘Azza wa Jalla. Orang ini apabila mengambil keputusan tidak meminta pertimbangan kepada siapa pun, malah mengatakan, “Siapa yang pantas saya ikuti dan saya pakai pendapatnya?” Tindakannya kadang kala benar dan kadang kala salah. Adapun yang bukan pria sama sekali yaitu orang yang tidak mempunyai agama dan daya pikir sama sekali. Orang ini akan selalu salah dalam semua tindakannya. Dia mengatakan, “Saya akan meminta pertimbangan kepada siapa saja, termasuk pembantuku.”

Di hari-hari senjanya dia pernah mengatakan, “Dulu saya pernah berada dalam tiga keadaan: Kekafiran. Jika saya mati ketika itu niscaya masuk neraka. Setelah memberikan sumah suci kepada Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam. saya menjadi orang yang paling pemalu di hadapan Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam, hingga saya belum pernah memandang dia dengan sepenuh pandangan. Jika saya mati ketika itu orang-orang niscaya mengatakan, “Selamat untukmu Amru bin Ash! Masuk Islam dan mati dalam kebaikan.”

Wafatnya
Amru bin Ash wafat pada tahun ke 43 H. dalam umur dan perjalanan hidup yang panjang.


No comments:

Post a Comment