Monday 19 September 2016

Kisah Lutung Kasarung


Prabu Tapa Agung menunjuk Purbasari, putri bungsunya sebagai pengganti. "Aku sudah terlalu tua, saatnya saya turun tahta," kata Prabu Tapa. Purbasari mempunyai abang yang berjulukan Purbararang. Ia tidak oke adiknya diangkat menggantikan Ayah mereka. "Aku putri Sulung, seharusnya ayahanda menentukan saya sebagai penggantinya," gerutu Purbararang pada tunangannya yang berjulukan Indrajaya.

Kegeramannya yang sudah memuncak membuatnya mempunyai niat mencelakakan adiknya. Ia menemui seorang nenek sihir untuk memanterai Purbasari. Nenek sihir itu memanterai Purbasari sehingga ketika itu juga tiba-tiba kulit Purbasari menjadi bertotol-totol hitam. Purbararang jadi punya alasan untuk mengusir adiknya tersebut. "Orang yang dikutuk ibarat beliau tidak pantas menjadi seorang Ratu!" ujar Purbararang.


Kemudian ia menyuruh seorang Patih untuk mengasingkan Purbasari ke hutan. Sesampai di hutan, patih tersebut masih berbaik hati dengan menyebarkan sebuah pondok untuk Purbasari. Ia pun menasehati Purbasari, "Tabahlah Tuan Putri. Cobaan ini niscaya akan berakhir, Yang Maha Kuasa niscaya akan selalu bersama Putri." "Terima kasih paman," ujar Purbasari. 

Selama di hutan, ia mempunyai banyak teman, yaitu hewan-hewan yang selalu baik kepadanya. Di antara binatang tersebut ada seekor monyet berbulu hitam yang misterius. Kera yang disebut Lutung Kasarung paling perhatian kepada Purbasari. Lutung kasarung selalu menggembirakan Purbasari dengan mengambilkan bunga–bunga yang indah serta buah-buahan bersama teman-temannya. 

Pada ketika malam bulan purnama, Lutung Kasarung bersikap aneh. Ia berjalan ke daerah yang sepi kemudian bersemedi. Ia sedang memohon sesuatu kepada Dewata. Ini menunjukan bahwa Lutung Kasarung bukan makhluk biasa. Tidak usang kemudian, tanah di erat Lutung merekah dan terciptalah sebuah telaga kecil, airnya jernih sekali. Airnya mengandung obat yang sangat harum. 

Keesokan harinya Lutung Kasarung menemui Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga tersebut. "Apa keuntungannya bagiku ?", pikir Purbasari. Akan tetapi, ia mau menurutinya. Lalu, ia menceburkan dirinya. Sesuatu terjadi pada kulitnya. Kulitnya menjadi higienis ibarat semula dan ia menjadi bagus kembali. Purbasari sangat terkejut dan bangga ketika ia bercermin di telaga tersebut.

Di istana, Purbararang tetapkan untuk melihat adiknya di hutan. Ia pergi bersama tunangannya dan para pengawal. Ketika hingga di hutan, ia bertemu dengan adiknya dan saling berpandangan. Purbararang tak percaya melihat adiknya kembali ibarat semula. Purbararang tidak mau kehilangan muka, ia mengajak Purbasari sabung panjang rambut. "Siapa yang paling panjang rambutnya dialah yang menang !" kata Purbararang. Awalnya Purbasari tidak mau, tetapi alasannya ialah terus didesak ia meladeni kakaknya. Ternyata rambut Purbasari lebih panjang. "Baiklah saya kalah, tapi kini ayo kita sabung ganteng tunangan, ini tunanganku," kata Purbararang sambil mendekat kepada Indrajaya. Purbasari mulai gelisah dan kebingungan. Akhirnya, ia melirik serta menarik tangan Lutung Kasarung. Lutung Kasarung melonjak-lonjak seolah-olah menenangkan Purbasari. Purbararang tertawa terbahak-bahak, "Jadi monyet itu tunanganmu ?" 

Pada ketika itu juga Lutung Kasarung segera bersemedi. Tiba-tiba terjadi suatu keajaiban. Lutung Kasarung berkembang menjadi seorang cowok gagah berwajah sangat tampan, lebih dari Indrajaya. Semua terkejut melihat kejadianitu seraya bersorak gembira. Akhirnya, Purbararang mengakui kekalahan dan kesalahannya selama ini. Ia memohon maaf kepada adiknya dan memohon untuk tidak dihukum. Purbasari yang baik hati memaafkan mereka. Setelah kejadian itu, mereka semua kembali ke Istana. Purbasari menjadi seorang ratu, didampingi oleh seorang cowok idamannya. Pemuda yang ternyata selama ini selalu mendampinginya di hutan dalam wujud seekor lutung.


No comments:

Post a Comment