Thursday 15 October 2015

Mengenal Khalifah Usman Bin Affan


Khalifah yaitu jabatan tertinggi dalam kepemimpinan Islam pacsa Rasulullah Saw. wafat. Mereka dipilih oleh umat Islam melalui musyawarah. Seorang khalifah wajib menjalankan kepemimpinan sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Khalifah tidak menjalankan fungsi kenabian, kiprah utama mereka dalam hal keagamaan yaitu memimpin shalat jum’at di masjid Nabawi dan memberikan khutbah jum’at. 

Tugas seorang khalifah selain sebagai kepala Negara, ia juga menjabat sebagai panglima pasukan Islam yang mempunyai kewenangan luas dalam hal pemerintahan. Dalam sejarah, kiprah Nabi Muhammad Saw. sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara diemban oleh empat teman terdekatnya secara berurutan. Termasuk dalam kiprah tersebut yaitu mengurus problem keagamaan umat Islam. Keempat penggantinya inilah yang dikenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin. Secara kebahasaan, Khulafaur Rasyidin berarti para khalifah yang menerima petunjuk. Keempat khalifah tersebut yaitu Abu Bakar As-Shiddiq (memerintah 632 – 834 M), Umar bin Khatab (634-644M), Usman bin Affan (644-656 M) dan Ali bin Abi Thalib (656-661 M).




Biografi Usman bin Affan
Usman bin Affan enam tahun lebih muda dari pada Nabi. Kabilahnya Bani Umayyah, merupakan kabilah Quraisy yang dihormati alasannya yaitu kekayaannya. Kekayaan tersebut mereka peroleh dari usaha perdagangan. Keluarga Usman juga kaya raya. Pada usia remaja, Usman sudah mulai menjalankan usaha dagangnya ke aneka macam negeri. Abu Bakar, salah satu teman nabi dan sebagai sobat dagang. Lewat Abu Bakar inilah Usman masuk Islam.

Akhirnya Usman mendapatkan usul Rasulullah memeluk Islam tanpa ragu.Tidak berapa lama, Usman menikah dengan Ruqayah, putri Rasululah Saw.. Keimanannya tak pernah goyah bahkan ketika ia disiksa oleh salah seorang pamannya dari Bani Umayyah untuk meninggalkan Islam dan kembali ke pangkuan agama nenek moyang.

Selain sifatnya lemah lembut dan tutur katanya halus, Usman seorang lakilaki pemalu. Suatu ketika, Rasulullah bersabda: “Hai umatku yang paling aib yaitu Usman bin Affan”. Karena kelembutannya banyak orang menyayangi Usman. Karena pemalu, Usman disegani dan dihormati banyak orang.

Gambaran populer mengenai Usman yaitu kedermawanannya, sehingga orang akan menyampaikan boros. Yang jelas, ia selalu siap mendermawankan hartanya yang melimpah sama sekali tidak menimbulkan Usman kikir. Ia pernah menyumbangkan 300 ekor unta dan uang 1000 dinar ketika Nabi menyeru kaum muslimin untuk melaksanakan ekspedisi ke Tabuk menghadapi tentara Byzantium. Sejak masuk Islam , Usman tidak sanggup dipisahkan dari usaha menegakkan agama Islam. Karena mendapatkan permusuhan yang sengit dari penduduk Mekkah, Rasulullah menyuruh kaum muslimin hijrah ke Habsyi. Bersama istrinya, Usman melaksanakan hijrah ke Habsyi.

Di hadapan Rasulullah Usman mempunyai kedudukan mulia. Nabi sangat mengagumi ketampanan Usman. dan kemuliaan budi pekertinya. Karena itulah sesudah Ruqayah wafat, Nabi menikahkan Usman dengan Ummu Kulsum salah satu putri Rasulullah. Pernikahannya dengan dua putri Nabi inilah yang menimbulkan Usman dijuluki Dzun Nurain yang artinya pemilik dua cahaya. Sayangnya ijab kabul dengan Umu Kulsum juga tidak terlalu usang alasannya yaitu Ummu kulsum meninggal terlebih dahulu. Bagitu sayangnya Nabi kepada Usman maka Nabi pernah berkata, “Seandainya saya punya putri yang lain lagi, niscaya akan saya nikahkan juga dengan Usman”.

Kedudukan Usman yang begitu mulia di sisi Nabi membuatnya sangat dihormati oleh kaum muslimin. Pada masa Abu Bakar dan Umar, pendapat Usman senantiasa didengarkan dan diperhatikan. Tidaklah mengherankan kalau Umar bin Khatab menunjuknya sebagai salah satu anggota Dewan syura. Lewat Dewan Syura itu pula Usman diangkat sebagai khalifah ketiga.

Proses Pengangkatan dan Gaya Kepemimpinan Usman bin Affan
Pada hari rabu waktu Subuh, 4 Dzulhijjah 23 H, khalifah Umar yang hendak mengimami shalat di masjid mengalami nasib naas. Ditikam oleh seorang budak dari Persia milik Mughirah bin Syu’bah yang berjulukan Abu Lu’lu’ah Fairuz.

Setelah penikaman, Umar masih bertahan selama beberapa hari . Dalam keadaan sakit, ia membentuk sebuah dewan yang beranggotakan enam orang yaitu antara lain Abdurrahman bin Auf , Zubair bin Awwan, Saad bin Abi Waqash, Thalhah bin Ubaidillah, Ali bin Abu Thalib dan Usman bin Affan. Dewan inilah yang dikenal dengan sebutan Dewan Syura. Keenam anggota Dewan Syura yaitu para teman Nabi paling terkemuka yang masih hidup sampai ketika itu. Mereka semua harus bersidang untuk memilih siapa di antara mereka yang menggantikan kedudukan Umar sebagai khalifah.

Sepeninggalan Umar bin Khatab, Dewan Syura mulai bersidang untuk memilih pengganti Umar. Abdurrahman bin auf ditunjuk sebagai ketua sidang. sidang berjalan alot sehingga selama tiga hari lamanya. Pada hari terakhir, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwan, Saad bin Abi Waqash dan Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan diri dari pencalonan. Maka calon khalifah yang tersisa hanyalah Ali bin Abu Thalib dan Usman bin Affan sebagai khalifah. Ketika dibaiat, usia Usman bin Affan hampir 70 tahun. Ia terpilih mengalahkan Ali bin Abu Thalib sebagian alasannya yaitu pertimbangan usia.

Setelah dibaiat, Usman berkhutbah di depan kaum muslimin :
“Sesungguhnya kalian berada di tempat sementara, dan perjalanan hidup kalian pun hanya untuk menghabiskan umur yang tersisa. Bergegaslah sedapat mungkin kepada kebaikan sebelum maut tiba menjemput. Sungguh maut tidak pernah sungkan tiba sembarangan waktu dan keadaan baik siang maupun tidak pernah malam. ingatlah bekerjsama dunia penuh dengan budi kancil . Jangan kalian terpedaya oleh kemilau dunia dan janganlah kalian sekali-kali melaksanakan budi kancil kepada Allah. Sesungguhnya Yang Mahakuasa tidak pernah lalai dan melalaikan kalian”.
Sebelum menjadi khalifah, Usman yaitu seorang dermawan. Ketika menjadi khalifah, kedermawanan Usman tidak lantas berkurang. Ia tetap menjadi bahagia memberi ibarat sebelum menjadi khalifah, bahkan menjadi lebih dermawan. Dia menaikkan tunjangan untuk kaum muslimin demi kesejahteraan mereka. harta kekayaan berupa jizyah dan harta rampasan perang yang didapat dari tempat taklukan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan kaum muslimin.

Selain dermawan, Usman juga seorang yang lemah lembut. Meskipun demikian, khalifah Usman juga seorang yang teguh hati. Misalnya, ia segera mengirimkan pasukan untuk mengamankan wilayah-wilayah yang memberontak terhadap kekuasaan Islam.

Kelemahan Usman yaitu terlalu mengutamakan keluarganya dari bani Umayyah. Misalnya, ia mengangkat beberapa orang dari Bani Umayyah menjadi gubernur di beberapa wilayah. Sifatnya yang lemah lembut dan bahagia memberi sering dimanfaatkan oleh anggota Bani Umayyah untuk mendapatkan keuntungan. Ia kurang sanggup bersikap tegas terhadap keluarganya.


Kebijakan dan Strategi Usman bin Affan

a. Perluasan Wilayah 
Pada masa khalifah Usman terdapat juga beberapa upaya ekspansi tempat kekuasaan Islam di antaranya yaitu melanjutkan usaha penaklukan Persia. Kemudian Tabaristan, Azerbaijan dan Armenia. Usaha ekspansi tempat kekuasaan Islam tersebut lebih lancar lagi sesudah dibangunnya armada laut. Satu persatu tempat di seberang maritim ditaklukanya, antara lain wilayah Asia Kecil, pesisir Laut Hitam, pulau Cyprus, Rhodes, Tunisia dan Nubia.

Dalam upaya pemantapan dan stabilitas tempat kekuasaan Islam di luar kota Madinah, khalifah Usman bin Affan telah melaksanakan pengamanan terhadap para pemberontak yang melaksanakan maka di tempat Azerbaijan dan Rai, alasannya yaitu mereka enggan membayar pajak, begitu juga di Iskandariyah dan di Persia.


b. Standarisasi Al-Qur’an

Pada masa Usman, terjadi perselisihan di tengah kaum muslimin tentang secara baca Al-Qur’an (qiraat). Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa Al-Qur’an diturunkan dengan bermacam-macam cara baca. Karena perselisihan ini, hampir saja terjadi perang saudara. Kondisi ini dilporkan oleh Hudzaifah al Yamani kepada Khalifah Usman. Menanggapai laporan tersebut, Khalifah Usman tetapkan untuk melaksanakan penyeragaman cara baca Al-Qur’an. Cara baca inilah yang kesudahannya secara resmi digunakan oleh kaum muslimin. Dengan demikian, perselisihan sanggup diselesaikan dan perpecahan sanggup dihindari.



Dalam menyusun cara baca Al-Qur’an resmi ini, Khalifah Usman melakukannya menurut cara baca yang digunakan dalam Al-Qur’an yang disusun leh Abu Bakar. Setelah pembukuan selesai, dibuatlah beberapa salinannya untuk dikirim ke Mesir, Syam, Yaman, Kufah, Basrah dan Mekkah. Satu mushaf disimpan di Madinah. Mushaf-mushaf inilah yang kemudian dikenal dengan nama Mushaf Usmani. Khalifah Usman mengharuskan umat Islam memakai Al-Qur’an hasil salinan yang telah disebarkan tersebut. Sementara mushaf Al-Qur’an dengan cara baca yang lainnya dibakar.


c.  Pengangkatan Pejabat Negara

Pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun. Pada paruh terakhir masa kekhalifahannya muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Usman sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar. Ini mungkin alasannya yaitu umurnya yang lanjut (diangkat dalam usia 70 tahun) dan sifatnya yang lemah lembut. Akhirnya pada tahun 35 H/655 M, Usman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdir dari orang-orang yang kecewa itu.

Salah satu faktor yang mengakibatkan banyak kecewa terhadap kepemimpinan Usman yaitu kebijaksanannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Yang terpenting di antaranya yaitu Marwan ibnu Hakam. Dialah intinya yang menjalankan pemerintahan, sedangkan Usman hanya menyandang gelar khalifah. Setelah banyak anggota keluarganya yang duduk dalam jabatan-jabatan penting. Usman laksana boneka dihadapan kerabatnya tersebut. Dia tidak sanggup berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap keluarganya. Dia juga tidak tegas terhadap kesalahan bawahan. Harta kekayaan negara, oleh kerabatnya dibagi-bagikan tanpa terkontrol oleh Usman sendiri.


d.  Pembangunan Fisik

Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pada masa Usman tidak ada kegiatan-kegiatan yang penting. Usman berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, masjid-masjid dan memperluas mesjid Nabi di Madinah.




No comments:

Post a Comment