Saturday 8 July 2017

Cerita Sobat Nabi: Abdullah Bin Mas’Ud


Tidak layak bagi seseorang yang mengaku dirinya mengasihi Tuhan dan RasulNya membenci para teman Rasulullah Muhammad SAW. Orang-orang yang paling awal masuk Islam itu ialah para teman Rasulullah SAW yang mengasihi Tuhan dan RasulNya lebih dari diri mereka sendiri. Limpahan rahmat Tuhan agar dicurahkan kepada mereka, salah satunya Abdullah Bin Mas’ud.

Siapakah orang yang Rasulullah SAW minta kepadanya untuk dibacakan Al Quran? Dialah Abdullah bin Masud atau Ibnu Mas'ud. Siapakah orang yang pertama kali membacakan Al Alquran di hadapan pemuka-pemuka suku Quraisy yang jahiliyah? Dialah Ibnu Mas’ud.




Abdullah bin Mas’ud lebih dikenal dengan panggilan Ibnu Mas’ud merupakan golongan pertama beriman, yaitu orang yang keenam masuk Islam. Pertemuannya pertama kali dengan Rasulullah ketika ia masih cukup umur dan tengah menggembalakan kambing milik Uqban bin Mu’aith. Rasulullah dan Abu Bakar ra tiba kepadanya dan meminta sekiranya ada susu untuk mereka minum.

“Aku orang kepercayaan, saya tak sanggup memberi Anda berdua minuman,” kata Ibnu Mas’ud. Lalu Rasulullah SAW menanyakan apakah ia mempunyai kambing betina yang mandul. Ibnu Mas’ud kemudian menyampaikan salah satu kambing menyerupai yang diminta. Kambing itu kemudian diikat oleh Rasulullah SAW,  sementara Abu Bakar ra mengambil watu cembung untuk menampung air susu. Rasulullah SAW mengusap susu kambing itu sambil menyampaikan sesuatu kemudian keluarlah susunya sehingga ia dan Abu Bakar ra sanggup minum. Usai minum, Nabi berkata kepada kambing itu, “Kempislah.” Maka susu tak lagi keluar. 

Ibnu Mas’ud terheran melihat apa yang telah dilakukan Rasulullah SAW. Lantas didatanginya Rasulullah SAW dan berkata, “Ajarkanlah kepadaku kata-kata tersebut.” Nabi SAW menjawab, “Engkau akan menjadi seorang anak yang terpelajar.”

Kemudian hari, memang benarlah Ibnu Mas’ud diberi rahmat Tuhan SWT menjadi orang yang sangat cerdik membaca, menghafal surat-surat Al Alquran yang turun kepada Rasulullah SAW selama hidup Beliau. Mengenai dirinya, Ibnu mas’ud berkata, “Saya telah menampung 70 surat Al Alquran yang kudengar pribadi dari Rasulullah SAW, tiada seorang pun yang menyaingiku dalam hal ini.”

Pada kala lain, Ibnu Mas’ud berkata, “Tidak suatu pun dari Al Alquran itu yang diturunkan kecuali saya mengetahui bencana apa yang diturunkannya. Dan tidak seorang pun yang lebih mengetahui wacana Kitab Tuhan daripadaku. Dan sekiranya saya tahu ada seorang yang sanggup dicapai dengan berkendaraan unta dan ia lebih tahu wacana Kitabullah daripadaku, pastilah saya akan menemuinya. Tetapi saya bukanlah yang terbaik di antaramu.”

Sabda Rasulullah SAW, “Berpegang teguhlah kepada ilmu yang diberikan oleh Ibnu Ummi Abidin (Ibnu Mas’ud).” “Barangsiapa yang ingin mendengar Al Alquran sempurna menyerupai diturunkannya, hendaklah ia mendengarkannya dari Ibnu Ummi Abidin!” Beliau mengulangnya hingga dua kali.


Rasullullah Menangis Mendengar Bacaan Ibnu Mas’ud
Pada suatu hari Rasulullah SAW memanggil Ibnu Mas’ud. “Bacakanlah kepadaku, hai Abdullah!”
“Haruskah saya membacakannya kepada Anda, wahai Rasulullah?”
Jawab Rasulullah, “Saya ingin mendengarnya dari verbal orang lain.”

Maka Ibnu Mas’ud pun membacanya dimulai dari surat An Nissa hingga pada ayat… “Maka betapa akibatnya bila Kami jadikan dari setiap umat itu seorang saksi, sedangkan kau Kami jadikan sebagai saksi bagi mereka. …Ketika orang-orang kafir yang mendurhakai Rasul sama berharap kiranya mereka disamaratakan dengan bumi… dan mereka tidak sanggup merahasiakan pembicaraan dengan Allah…” (QS An Nissa 41-42)

Maka Rasulullah tak sanggup menahan tangisnya, air matanya meleleh dan dengan tangannya diisyaratkan kepada Ibnu Mas’ud yang maksudnya, “Cukup…cukuplah sudah, hai Ibnu Mas’ud.”

Pada suatu hari serombongan teman berkumpul pada Ali karamallahu wajhah, kemudian kata mereka kepadanya: “Wahai Amirul Mukminin, kami tidak melihat orang yang lebih berbudi pekerti, lebih lemah lembut dalam mengajar, begitupun yang lebih baik pergaulannya dan lebih sholeh daripada Abdullah bin Mas’ud.”

Ujar Ali, “Saya minta tuan-tuan bersaksi kepada Allah, apakah ini betul-betul nrimo dari hati tuan-tuan?”
“Benar,” kata mereka.

Kata Ali, “Ya Allah, saya mohon Engkau menjadi saksinya, bahwa saya beropini mengenai dirinya menyerupai apa yang mereka katakan itu, atau lebih baik dari itu lagi. Sungguh, telah dibawanya Al Alquran maka dihafalkannya barang yang halal dan diharamkannya barang yang haram…, spesialis dalam soal keagamaan dan luas ilmunya wacana as sunnah.”

Suatu ketika para teman memperkatakan pribadi Abdullah bin Mas’ud, kata mereka: “Sungguh, sementara kita terhalang, ia diberi restu, dan sementara kita bepergian, ia menyaksikan (tingkah laris RasulullahSAW).”

Maksud mereka, Ibnu Mas’ud beruntung mendapat kesempatan berdekatan dengan Rasulullah SAW, suatu hal yang jarang didapat oleh orang lain. Ia lebih sering masuk ke rumah Rasulullah SAW dan menjadi sobat duduknya.  Ibnu Mas’ud menjadi kawasan Rasulullah SAW menumpahkan keluhan dan mempercayakan rahasianya, hingga ia diberi gelar “Peti Rahasia”.

Membaca Surat Ar Rahman Dihadapan Pemuka Quraisy
Sebelum masuk Islam, Ibnu Masud tak berani berhadapan dengan suku Quraisy. Ia hanya seorang cowok miskin, lemah, dengan perawakan kecil dan kurus. Namun, sehabis masuk Islam di kemudian hari ia tampil berani di depan majelis yang terdiri dari pemuka dan pemimpin Quraisy yang sedang duduk berkumpul. Dengan bunyi merdunya ia membacakan surat Ar Rahman.

Berikut penuturan Zubair ra mengenai Ibnu  Masud yang membacakan surat Ar Rahman: “Yang mula-mula menderas Al Alquran di Mekah sehabis Rasulullah SAW ialah Abdullah bin Masud.

Pada suatu hari para teman Rasulullah SAW berkumpul. Kata mereka, “Demi Allah, orang-orang Quraisy belum lagi mendengar sedikit pun Al Alquran ini dibaca dengan bunyi keras di hadapan mereka. Nah siapa di antara kita yang bersedia memperdengarkan kepada mereka?”

Maka berkata Ibnu Masud, “Saya!”

Kata mereka, “Kami khawatir akan keselamatan dirimu! Yang kami inginkan ialah seorang pria yang mempunyai kerabat yang akan mempertahankannya dari orang-orang itu jikalau mereka bermaksud jahat.”

“Biarkanlah saya!” kata Ibnu Masud. “Allah niscaya membela.” Maka datanglah Ibnu Masud kepada kaum Quraisy di waktu Dhuha, yakni ketika mereka sedang berada di balai pertemuannya. Ia berdiri di panggung kemudian membaca: “Bismilahirahmaani rahiim. Ar Rahman…’allamal Quran…” Lalu sambil menghadap kepada mereka diteruskanlah bacaannya.

“Apa yang dibaca oleh anak si Ummu Abidin itu…?

Sungguh yang dibacanya itu ialah yang dibaca oleh Muhammad!” kata salah seorang Quraisy.

Mereka bangun mendatangi dan memukulinya, sedang Ibnu Masud meneruskan bacaannya hingga batas yang dikehendaki Allah. Setelah itu dengan muka dan badan yang babak beluar ia kembali kepada sahabat. Kata mereka, “Inilah yang kami khawatirkan terhadap dirimu…”

Ibnu Masud berkata, “Sekarang ini tak ada yang lebih gampang bagiku dari menghadapi musuh-musuh Tuhan itu! Dan seandainya tuan-tuan menghendaki, saya akan mendatangi mereka lagi dan berbuat hal yang sama esok hari!”

Ujar mereka, “Cukuplah demikian! Kamu telah membacakan mereka barang yang menjadi tabu bagi mereka!”

Umar bin Khatab ra menyampaikan mengenai Ibnu Mas’ud, “Islamnya merupakan suatu kemenangan, hijrahnya merupakan pertolongan, sedang pemerintahannya menjadi rahmat.”

Pemikiran Ibnu Mas’ud
Ibnu Mas’ud jauh hari sebelum diketemukannya teori relativitas waktu pernah mengungkapkan pemahamannya mengenai waktu. Katanya, “Bagi Tuhan kalian tiada siang dan malam. Cahaya langit dan bumi itu bersumber dari cahayanya.”

Ia juga berbicara mengenai pekerja dan betapa pentingnya mengangkat taraf budaya kaum pekerja, katanya, “Saya amat benci melihat seorang pria yang menganggur tak ada usahanya untuk kepentingan dunia, dan tidak pula untuk kepentingan akhirat. “

Kata-kata bersayapnya:
Sebaik-baik kaya ialah kaya hati
Sebaik-baik bekal ialah taqwa
Seburuk-buruk buta ialah buta hati
Sebesar-besar dosa ialah berdusta
Sejelek-jelek perjuangan ialah memungut riba
Seburuk-buruk makanan ialah memakan harta anak yatim
Siapa yang memaafkan orang akan dimaafkan Allah
Dan siapa yang mengampuni orang akan diampuni Allah

Alhamdulillah



Sumber: G+



No comments:

Post a Comment