Thursday 16 March 2017

Matsna Panglima Perang Muslim


Semasa remajanya ia masuk Islam bersama utusan Bani Syaiban yang menjumpai Nabi Muhammad SAW. pada tahun utusan (Am al-wufud). Dia bersemangat sekali untuk menaklukkan kerajaan Persia yang berdekatan dengan daerahnya, yaitu di perbatasan desanya.

Sayangnya cita-citanya tidak terealisasi pada masa Rasulullah saw. hidup. Setelah Nabi Wafat, barulah Matsna membulatkan tekad, menunjukan angan-angannya yang ia pikirkan semenjak dulu. Ia berangkat menuju Madinah al Munawarah menemui Abu Bakar ash-Shiddiq ra. Dia menjelaskan gagasannya menaklukkan kerajaan Persia.

Waktu itu merupakan dikala pertama kalinya tentara muslim berangkat ke tanah Irak untuk menguasai Persia. Persia dikala itu merupakan symbol salah satu dari dua Negara super power di dunia. Sedang Negara super power kedua ada Rum.


Orang Persia merasa terkejut dengan keberadaan orang Arab Badui yang memimpin pasukan ini dan menantang negaranya serta mengangkat bendera Islam di dalam negerinya. Terjadilah pertempuran hebat antara kaum muslimin dengan tentara Persia, dimana pihak Persia menggunakan gajah sebagai kendaraan perang untuk menakut-nakuti tentara muslimim. Tetapi kaum muslimim sudah membulatkan dan pemberani.

Dalam beberapa pertempuran, kaum muslimin sanggup mengalahkan tentara Persia, meskipun pada dikala mereka menyerang masuk ke negeri Persia tersebut jumlahnya sedikit, dan masih memerlukan bala pemberian dari pusat.

Matsna mengirim surat kepada Abu Bakar ash-Shiddiq ra. Dengan menggambarkan posisi tentara muslim terlebih dahulu, lalu memohon pemberian pasukan semoga perjuangan penaklukannya berjalan sebagaimana yang telah direncanakan. Spontan Abu Bakar ash-Shiddiq ra. Mengirim pasukan di bawah pimpinan Khalid Ibnu al-Walid. Maka goncanglah kerajaan Persia alasannya ketakutan dikala mengetahui kedatangan Khalid. Sebab kepahlawanannya telah popular sebagai andal perang. Dan benarlah apa yang mereka pikirkan.

Tentara muslim bergerak di bawah pimpinan Khalid dan Matsna dari satu kemenangan menuju kemenangan yang lain. Tentara Persia tidak bisa bertahan dalam satu pertempuran, Hal itu memungkinkan menaklukkan tempat al-Hairah dan mengibarkan bendera Islam di sana. Namun demikian ada kasus yang tidak terduga sebelumnya oleh Khalid Ibnu al-Walid. Posisi tentara muslimin dalam keadaan kritikal di Syam. Oleh alasannya itu memerlukan pemberian dan perhimpunan kekuatan gres dengan segera.

Setelah itu tiba pemberitahuan dari Abu Bakar ash-Shiddiq ra. Kepada Khalid Ibnu al-Walid di Iraq untuk berangkat dengan separuh tentaranya ke Syam, bergabung dengan tentara muslimin dan memerangi Rum. Di sini Nampak kecerdasan siasat perang Matsna. Saat itu perhatiannya ialah untuk menjaga harta rampasan perang dan menjaga tentaranya. Kemudian apa yang harus ia lakukan? Dia tidak keluar dari kota al-Hariah tapi terus menuntaskan pertempuran melawan tentara Persia. Ia berperang dengan dahsyat sementara pihak Persia makin lemah, takut dan pasrah.

Ternyata Yang Mahakuasa menghendaki semoga Matsna menjaga harta rampasan perang di sana. Ia tetap melawan tentara Persia dengan tekad yang bulat. Pada dikala yang sama, tentara muslimin menang atas Rum. Hal ini menjadikan ketakutan dalam hati tentara Persia menanti tanggapan yang dialami tentara Rum.

Sejarah mencatat Matsna sebagai panglima muslim Arab pertama yang melawan tentara Persia dan mulai berusaha menaklukkan kerajaan yang besar. Hasilnya ialah menggantikan kepercayaan penduduk setempat yang semula menyembah api menjadi menyembah Allah. Jadilah Persia sebagai salah satu ibu kota Islam yang lalu menjadi tempat para pemuka andal Fikih dan pakar di bidang lain. Kemudian dari sanalah ilmu berkembang ke seluruh dunia.




No comments:

Post a Comment