Sunday 15 January 2017

Rahasia Raden Wijaya Dan Sultan Qutuz Mempermalukan Bangsa Mongolia


Kekaisaran Mongolia yaitu kekaisaran terbesar dan terkuat di dunia pada masanya, tahun 1206–1368 M. Mongolia bahkan tercatat sebagai kekaisaran terbesar kedua dalam sejarah dunia, menguasai kurang lebih 33 juta km² di masa keemasannya. Pada dikala itu jumlah penduduknya mencapai di atas 100 juta orang.

Menurut hebat sejarah barat R.J. Rummel dalam wikipedia, diperkirakan sekitar 30 juta orang terbunuh dibawah pemerintahan Kekaisaran Mongolia dan sekitar setengah jumlah populasi Tiongkok habis dalam 50 tahun pemerintahan Mongolia.

Pasukan Mongol merupakan pasukan terkuat sepanjang sejarah, melibas banyak sekali bangsa dari Asia sampai Eropa. Di abad keemasannya, hampir tidak ada satu pun pasukan yang bisa membendung kekuatan mereka.

Hanya ada dua kekuasaan yang pernah bisa menggagalkan penaklukan Kekaisaran Mongolia. Apa Kita Tahu, dua kekuatan dari mana yang bisa membendung pasukan Mongol tersebut?


Mesir, Dinasti Mameluk. Mereka berhasil mengusir dan menghancurkan tentara Mongol pada masa pemerintahan Hulagu Khan bahkan mereka terus mendesak mongol sampai keluar dari Damaskus, Syria. Kekalahan Pasukan Mongol tersebut terjadi dalam sebuah perang populer yang disebut Pertempuran Ain Jalut (atau Ayn Jalut dalam bahasa Arab : عين جالوت yang artinya Mata Jalut). Peristiwa terjadi pada tanggal 3 September 1260 di Palestina antara Bani Mameluk (Mesir) yang dipimpin oleh Qutuz dan Baibars berhadapan dengan tentara Mongol pimpinan Kitbuga.

Pertempuran ini termasuk salah satu pertempuran yang penting dalam sejarah penaklukan bangsa Mongol di Asia Tengah dimana mereka untuk pertama kalinya mengalami kekalahan telak dan tidak bisa membalasnya dikemudian hari ibarat yang selama ini mereka lakukan kalau mengalami kekalahan.

Pasukan berkuda Mameluk secara signifikan berhasil mengalahkan pasukan berkuda Mongol yang belum pernah terkalahkan sebelumnya. Pertempuran tersebut terjadi di Ain Jalut pada tanggal 3 September dengan kekuatan yang hampir sama yaitu ± 20.000 tentara. Taktik yang digunakan oleh panglima Baibars dari Mameluk yaitu dengan memancing keluar pasukan berkuda Mongol yang populer hebat sekaligus kejam kearah lembah sempit sehingga terjebak gres lalu pasukan kuda mereka melaksanakan serangan balik dengan kekuatan penuh yang sebelumnya memang sudah bersembunyi di akrab lembah tersebut. Akhirnya seni administrasi ini menuai sukses besar. Pihak Mongol terpaksa mundur dalam kekacauan bahkan panglima perang mereka, Kitbuqa berhasil ditangkap dan dieksekusi.


Jawa (Indonesia). Penaklukan Kekaisaran Mongolia gagal jawaban disiasati dan diusir oleh Raden Wijaya dari Kerajaan Singhasari, yang lalu mendirikan Kerajaan Majapahit yang kelak menjadi kerajaan terbesar di Asia Tenggara. Peristiwa itu berawal di selesai tahun 1292 ketika pasukan Mongol mulai dikirim untuk melaksanakan penaklukan ke Jawa, sebab duta besar mereka dipermalukan oleh kerajaan Singhasari di bawah rajanya Kertanegara.

Kerajaan Singhasari yang merupakan kerajaan terkuat di Asia Tenggara dikala itu menolak takluk kepada Mongol, bahkan melukai dan memotong indera pendengaran utusan Mongol. Pada tahun 1293 angkatan perang tersebut mendarat di Rembang dan mulai melaju ke arah Jawa Timur. Pada dikala mereka tiba, Jawa telah dipenuhi dengan kehancuran yang diakibatkan oleh perang saudara, jauh sebelum angakatan perang Mongol tersebut tiba.

Kerajaan Singhasari sendiri sudah jauh hari dihancurkan oleh Kerajaan Kediri. Pasukan Mongol yang tidak tahu apa yang harus mereka perbuat itu disiasati oleh Raden Wijaya, sebagai penerus Singhasari untuk membantunya berperang melawan kerajaan Kediri. Raja Jayakatwang dari Kediri alhasil tertangkap, dan Raden Wijaya mendirikan kerajaan yang diberi nama Majapahit. Namun ternyata diluar dugaan Pasukan Mongol, Pasukan Mongolia lalu diserang oleh Raden Wijaya sendiri dan diusir dari Jawa. Panglima Mongol, Ike Mese, yang sudah kehilangan lebih dari 3000 tentara alhasil memutuskan untuk pulang ke Mongolia dengan berbekal emas, budak dan hasil rampasan perang lainnya dari Kediri. Namun sehabis ia kembali, Kubilai Khan menjadi murka besar sehabis mendengar kegagalan ekspedisinya. Panglima tersebut diberi sanksi 16 cambukan dan setengah dari kekayaannya disita kerajaan.

No comments:

Post a Comment