Saturday 27 June 2015

Adaptasi Organisme Terhadap Lingkungan



Lingkungan merupakan kumpulan komponen abiotik dan biotik di luar suatu organisme yang mempengaruhi kehidupan organisme tersebut. Lingkungan mencakup lingkungan perairan (hidrosfer), daratan (litosfer),dan udara (atmosfer). Lingkungan tempat hidup suatu organisme disebut habitat. Setiap organisme mempunyai habitat yang khas. Ikan mas, mujair, dan lele mempunyai habitat di air tawar menyerupai bak atau sungai. Tumbuhan kaktus dan kurma mempunyai habitat di tanah yang sedikit air menyerupai gurun pasir. Lingkungan senantiasa berubah lantaran dampak suhu, kelembapan, intensitas cahaya, dan air. Perubahan lingkungan akan mengubah sifat habitat. Perubahan sifat habitat mempengaruhi kondisi organisme. 

Kemampuan mengikuti keadaan sangat diharapkan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Bila suatu jenis organisme tidak bisa beradaptasi, maka jenis organisme itu akan punah. Contohnya yaitu dinosaurus yang telah punah lantaran tidak sanggup menyesuaikan dengan perubahan lingkungan di bumi.

Dinosaurus 

Adaptasi yaitu kemampuan organisme untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan sehingga bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya. Semakin tinggi kemampuan pembiasaan suatu jenis organisme, maka semakin besar pula kemungkinan kelangsungan hidup jenis organisme tersebut. Ada tiga cara adaptasi, yaitu pembiasaan morfologi, pembiasaan fisiologi, dan pembiasaan tingkah laku.
1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi yaitu penyesuaian bentuk dan struktur tubuh suatu organisme terhadap lingkungannya. Tumbuhan dan binatang membuatkan pembiasaan morfologi yang berbeda untuk menyesuaikan dengan keadaan lingkungan.
a. Adaptasi Morfologi pada Tumbuhan
Tumbuhan tidak sanggup berpindah-pindah, sehingga membuatkan bentuk yang paling efisien untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan hidup.Contohnya tumbuhan yang ada di dalam hutan biasanya tinggi, cabang dan daun mengarah ke atas untuk mendapat sinar matahari. Sedangkan tumbuhan di tepi hutan biasanya pohonnya lebih rendah, cabang dan daun mengarah ke samping untuk mendapat cahaya matahari. Ciri khas tumbuhan di dalam hutan dan di tepi hutan itu menggambarkan kemampuan tumbuhan mengikuti keadaan di habitatnya.

Pepohonan Menjulang Tinggi di Hutan

Berikut ini beberapa cara pembiasaan tumbuhan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
1) Tumbuhan Xerofit
Tumbuhan xerofit mempunyai struktur fisik yang sesuai untuk bertahan hidup pada suhu yang ekstrim panas dan kekurangan air. Contohnya yaitu kaktus dan sukulen. Kaktus sanggup bertahan hidup dalam kondisi kering. Bentuk adaptasinya yaitu daun tidak berbentuk lembaran sebagaimana tumbuhan lainnya, tetapi mengalami modifikasi menjadi duri atau sisik. Kaktus bisa menyimpan air pada batangnya. Seluruh permukaannya dilapisi oleh lilin untuk mengurangi penguapan. Sistem perakarannya panjang untuk mencapai tempat yang jauh yang mengandung air.
2) Tumbuhan Hidrofit
Tumbuhan hidrofit yaitu tumbuhan yang hidup di air. Adaptasi morfologi yang dilakukan antara lain mempunyai rongga udara di antara sel-sel tubuhnya sehingga sanggup mengapung. Daunnya lebar dan stomata terletak di permukaan atas. Contoh tumbuhan hidrofit yaitu kangkung, eceng gondok, dan teratai.
3) Tumbuhan Higrofit
Tumbuhan higrofit yaitu tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab dan basah. Adaptasinya yaitu
mempunyai daun yang tipis dan lebar.

b. Adaptasi Morfologi pada Hewan
Meskipun binatang sanggup bergerak bebas, binatang juga melaksanakan bermacam-macam pembiasaan morfologi untuk menyesuaikan dengan tempat hidup dan jenis makanannya. Adaptasi morfologi berupa penyesuaian tubuh binatang menyerupai ukuran dan bentuk gigi, epilog tubuh, dan alat gerak hewan. Gigi diubahsuaikan dengan jenis makanannya, sehingga gigi binatang pemakan daging berbeda dengan binatang pemakan tumbuhan. Penutup tubuh menyerupai rambut, duri, sisik, dan bulu yang tumbuh dari kulit diubahsuaikan dengan kondisi lingkungannya sehingga sanggup membantu binatang untuk tetap bertahan hidup. Contoh yang lain yaitu variasi tulang belakang dan sirip pada ikan pari disebabkan perbedaan suhu ketika pertumbuhannya, jenis kelamin kura-kura ditentukan oleh variasi temperatur ketika inkubasi (pengeraman), serta bentuk paruh dan kaki burung bervariasi sesuai dengan jenis kuliner dan habitatnya.

2. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi yaitu pembiasaan pada fungsi kerja alat-alat tubuh untuk menyesuaikan dengan keadaan lingkungan. Contohnya jumlah denyut jantung per menit akan meningkat ketika kau berlari. Contoh pembiasaan fisiologi yang lain yaitu sebagai berikut.
  • Saat udara dingin, binatang berdarah panas akan meningkatkan proses metabolismenya sehingga suhu tubuh tetap tinggi. Hal ini akan membuatnya sering merasa lapar.
  • Jumlah sel darah merah orang yang hidup di daerah pantai lebih sedikit dibandingkan orang yang tinggal di daerah pegunungan. Hal ini disebabkan lantaran tekanan parsial oksigen di daerah pantai lebih besar dibandingkan daerah pegunungan. Jika tekanan parsial oksigen rendah, maka dibutuhkan lebih banyak sel darah merah untuk mengikat oksigen. Tahukah kau yang dimaksud tekanan parsial oksigen? Tekanan parsial oksigen yaitu perbandingan kadar oksigen di udara dibandingkan dengan kadar gas lain di udara.
  • Kekebalan serangga terhadap insektisida akan meningkat (menjadi kebal) lantaran penggunaan insektisida secara terus-menerus.
  • Ikan yang hidup di bahari lebih sedikit mengeluarkan urin dibandingkan dengan ikan yang hidup di air tawar. Air bahari lebih banyak mengandung garam. Kadar garam yang tinggi juga menjadikan cairan tubuh keluar terus menerus. Garam juga masuk ke dalam tubuh dan harus dikeluarkan. Untuk menyesuaikan diri, ikan banyak meminum air bahari dan sedikit mengeluarkan urin. Coba bandingkan apabila kau makan kuliner yang asin, tentu kau gampang merasa haus dan ingin minum banyak air.
3. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laris merupakan kegiatan atau tingkah laris binatang yang menyesuaikan dengan kondisi lingkungan untuk membantunya bertahan hidup. Adaptasi tingkah laris sanggup berupa hasil berguru maupun insting/naluri semenjak lahir. Terdapat dua macam tingkah laku, yaitu sebagai berikut.
a. Tingkah laris sosial, untuk binatang yang hidup berkelompok.
b. Tingkah laris untuk perlindungan.

Bunglon
Contohnya babi hutan akan menggali lubang persembunyian dengan kukunya ketika melihat singa, trenggiling akan menggulung tubuhnya jika bertemu musuh. Contoh lain yaitu kamuflase, contohnya pada bunglon dan gurita. Mimikri yaitu kemampuan untuk menggandakan bentuk, suara, dan tingkah laris menyerupai binatang lain sehingga akan dikira predator atau binatang yang beracun atau berbahaya. Migrasi juga merupakan bentuk pembiasaan tingkah laris dengan cara bergerak dari satu tempat ke tempat lain dan lalu kembali lagi. Hewan bermigrasi dengan aneka macam alasan antara lain memperoleh iklim yang baik, kuliner yang cukup, tempat yang lebih aman, dan kepentingan perkembangbiakan.

Hewan yang hidup di daerah kutub atau daerah yang mengalami pergantian empat ekspresi dominan yang perbedaan suhunya ekstrim, biasanya melaksanakan hibernasi. Hibernasi yaitu tidur dalam jangka waktu yang usang ketika suhu lingkungan rendah. Aktivitas tubuh menyerupai denyut jantung dan napas sangat pelan sehingga hanya memerlukan energi/makanan yang sedikit. Contohnya kelelawar, ular, dan beruang kutub. Selama hibernasi binatang memakai lemak dalam tubuh sebagai sumber energi.


No comments:

Post a Comment