Wednesday 17 June 2015

Kisah Contoh Nabi Ilyās A.S. Dan Nabi Ilyasā’ A.S


Nabi Ilyās  a.s. adalah keturunan keempat dari Nabi Harūn a.s. Ia diutus oleh Tuhan Swt. kepada kaumnya, Bani Israil, yang menyembah patung berhala berjulukan Ba’al. Berulang kali Nabi Ilyās a.s.memperingatkan kaumnya, namun mereka tetap durhaka menentang dan bahkan mereka membenci dan hendak membunuh Nabi Ilyās a.s. Agar selamat dari kejaran orang-orang kafir maka Nabi Ilyās bersembunyi di dalam gua selama sepuluh tahun.




Karena kedurhakaan orang-orang kafir itulah Tuhan Swt. menurunkan tragedi alam kekeringan. Di sana tidak pernah turun hujan selama tiga tahun. Akibatnya banyak tanaman, dan hewan ternak yang mati serta banyak pula penduduk mengalami kelaparan lantaran kekurangan makanan. Setelah tragedi alam terjadi mereka gres tersadar bahwa undangan Nabi Ilyās a.s.itu benar.

Setelah kaumnya sadar, Nabi Ilyās  a.s. berdoa kepada Tuhan Swt. biar tragedi alam kekeringan itu dihentikan. Do’a Nabi Ilyās.  a.s. didengar dan dikabulkan Tuhan Swt.

Namun sehabis tragedi alam itu berhenti, flora dan ternak kembali baik, mereka kembali durhaka kepada Tuhan Swt. Akhirnya kaum Nabi Ilyās a.s. kembali ditimpa tragedi alam yang lebih berat daripada sebelumnya, yaitu gempa bumi yang dahsyat sehingga mereka mati bergelimpangan. Nabi Ilyās a.s. dan orang-orang beriman lainnya selamat, lantaran mereka telah pergi lebih dahulu meninggalkan negeri itu.
   
Pelajaran yang perlu dipetik:
  • Nabi Ilyās. a.s. senantiasa sabar menghadapi umatnya yang durhaka, dan tidak pernah berhenti mengajak kepada kebaikan.
  • Nabi Ilyās a.s. selalu berdoa untuk keselamatan umatnya.
  • Bagi umat insan yang durhaka, Tuhan turunkan malapetaka atau siksaan.

Nabi Ilyasā’ a.s ialah keponakan Nabi Ilyās  a.s. Ia pernah bersembunyi bersama Nabi Ilyās a.s. di gunung untuk menghindari bala tentara raja Ba’labak. Setelah Nabi Ilyās a.s. meninggal dunia, Ilyasā’menggantikannya dalam mengurusi kaumnya. Tuhan menjadikannya sebagai Nabi sehabis Nabi Ilyās  a.s. Nabi Ilyasā’  a.s. melanjutkan misi pamannya hingga risikonya kaum Nabi Ilyasā’kembali taat kepadanya.

Selama masa kepemimpinan Nabi Ilyasā’ a.s. kaum Bani Israil hidup rukun, tenteram, makmur, lantaran berbakti dan bertakwa kepada Allah. Akan tetapi sehabis dia wafat, kaumnya (Bani Israil) kembali durhaka kepada fatwa Tuhan yang dibawa Nabi Ilyasā’. Hari demi hari mereka semakin kufur kepada Allah. Pada risikonya Tuhan Swt. melenyapkan kenikmatan dan kesenangan hidup kaumnya sehingga jadilah mereka dilanda kesengsaraan. Pada saat-saat menyerupai itu lahirlah Nabi Yūnus a.s.

Pelajaran yang perlu dipetik:
  • Nabi Ilyasā’ a.s. ialah pelanjut kekuasaan Nabi Ilyasā’ a.s.
  • Nabi Ilyasā’a.s. bisa membuat kaumnya hidup rukun, tenteram, makmur, lantaran berbakti dan bertakwa kepada Tuhan Swt.
  • Ketaatan kepada Tuhan dan Rasul-Nya niscaya membawa kebahagiaan hidup di dunia maupun hidup di alam abadi kelak.
  • Kedurhakaan kepada Tuhan dan Rasul-Nya ialah penyebab kesengsaraan di dunia maupun di alam abadi kelak.




No comments:

Post a Comment