Tuesday 10 April 2018

Ringgit Beber (Wayang Beber)


Di Dusun Karang Talun, Kecamatan Donorejo, Kabupaten Pacitan, masuk dalam Kawedanan Punung ada seorang yang berjulukan Gondo Lesono, kehidupannya sebagai dalang Ringgit Beber (Wayang Beber). Gondo Lesono memiliki wayang beber yang berjumlah 6 lembar, lakonnya (cerita wayang beber tersebut) ialah Panji. Ringgit tersebut dibentuk dari kertas jawa yang tebal dan halus. Warnanya bagus, dilihat dari cat maupun bentuknya. Wayang Beber tersebut warisan dari leluhurnya. Gondo Lesono yakni turunan yang kedelapan. Adapun dongeng "Ringgit Beber" atau "Wayang Beber" yakni sebagai berikut.



Dahulu kala, ada seorang yang berjulukan Nolodremo. Saat masih muda, ia mengabdi kepada Tumenggung Buto Ijo di tanah Sembuyan. Pada suatu hari, Nolodremo ikut Kyai Tumenggung Buto Ijo untuk menemui Prabu Brawijoyo di keraton Mataram. Mereka bertemu di pendopo Keraton.

Di sana, sang prabu bercerita banyak. Tak lupa, ia juga bercerita perihal anaknya yang sakit dalam waktu yang agak lama. Telah banyak perjuangan yang dilakukan untuk kesembuhannya, mulai dari mendatangkan dukun, pandito, dan wasi. Namun, sang anak belum juga sembuh. Sang Prabu prihatin melihat anaknya yang menderita sakit dalam waktu yang agak usang tersebut.

Saat sang Prabu sedang berbicara dengan Tumenggung Buto Ijo, Nolodremo hanya mendengarkan saja. Kemudian, sang prabu menyapa dan bertanya kepada Nolodremo. Demikian kata-katanya: “Hai Nolodremo, saya ini sedang kesusahan alasannya yakni anak saya yang sakit belum sembuh. Sudah banyak dukun dan pandito yang saya minta untuk menyembuhkan anak saya, tetapi belum berhasil juga. Sudah banyak mantra dan jamu yang diberikan kepada anak saya, namun belum juga sembuh. Maka, cobalah Nolodremo, untuk menyembuhkan anak saya. Agar penyakitnya hilang dan jadinya sembuh. Siapa tahu kau sanggup menyembuhkan.” 

Nolodremo bekerjsama bukan seorang dukun ataupun pandito, bahkan ia belum pernah menyembuhkan orang sakit. Tetapi, alasannya yakni ada perintah dari sang Prabu, maka Nolodremo mengusahakannya. Ternyata, sehabis meminum obat yang dibentuk oleh Nolodremo, anak dari sang Prabu sembuh dari sakit. Sang Prabu bahagia sekali dengan hasil kerja Nolodremo. Kemudian, Nolodremo diangkat menjadi abdi kedaton. Saat Kyai Tumenggung Buto Ijo pulang ke rumahnya, Nolodremo diminta tinggal di kedaton untuk sementara waktu oleh sang Prabu. 

Di kedaton, Nolodremo dididik oleh sang prabu untuk menjadi dalang Ringgit Beber (Wayang Beber). Sang Prabu mencegah Nolodremo pulang sebelum ia hebat memainkan wayang tersebut. Sampai suatu ketika, Nolodremo telah cendekia memainkan Wayang Beber, atau disebut dalang. Saat Nolodremo akan pulang ke rumah, sang Prabu menghadiahkan Wayang Beber kepadanya. Sang Prabu berkata bahwa ia tidak memberi hadiah emas ataupun Rojobrono, alasannya yakni emas ataupun Rojobrono gampang habis dan tidak kondusif dalam perjalanan. Akhirnya, ia diberi hadiah berupa Wayang Beber. Wayang Beber sanggup dipakai untuk mencari uang dan sanggup menyenangkan orang banyak. Di samping itu, Wayang Beber juga sanggup diwariskan pada anak cucu. Hadiah tersebut merupakan rasa terima kasih Sang Prabu Brawijoyo, alasannya yakni putranya yang sakit sanggup disembuhkan oleh Nolodremo. Sang Prabu juga berpesan semoga Nolodremo mengajarkan Wayang Beber kepada anak-anaknya. Sehingga, wayang tersebut tetap sanggup dilestarikan.

Setelah selesai berbincang-bincang dengan sang Prabu, Nolodremo pamit pulang. Dalam perjalanan pulang, Nolodremo kehabisan bekal. Kemudian, ia mengadakan pentas Wayang Beber. Nolodremo menerima imbalan uang (upah). Begitu seterusnya, hingga ia hingga di rumahnya. Sejak ketika itu, ia selalu diundang ke daerah-daerah untuk memainkan Wayang Beber. Setelah Nolodremo meninggal dunia, Wayang Beber diwariskan pada anak laki-lakinya yang sulung, begitu seterusnya, secara bebuyutan hingga sekarang.


No comments:

Post a Comment